Kamis 27 Sep 2018 18:41 WIB

Penggagas Layanan Ojek Difabel Isi Kuliah Umum Fisipol UWM

Kuliah umum ini bertujuan untuk membuka cara berpikir mahasiswa baru.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Difabike, Triyono, saat mengisi kuliah umum di UWM.
Foto: Dokumen.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Difabike, Triyono, saat mengisi kuliah umum di UWM.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta menyelenggarakan kuliah umum, Kamis (27/9) di Ruang Soekarno Nehru. Kuliah umum ini mengambil tema 'Generasi Milenial Bervisi Sosial Bersemangat Entrepreneurship'.

Hal yang menarik dari kuliah umum ini yaitu narasumbernya yang merupakan Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Difabike, Triyono. Kehadiran Triyono menjadi daya tarik mahasiswa untuk mengkikuti kuliah umum ini.

Salah satu dosen Sosiologi UWM, Fahmi Rafika Perdana mengungkapkan, melalui tema kuliah umum ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi seluruh mahasiswa di Fisipol. "Hal tersebut mengingat pada era 4.0 ini masyarakat membutuhkan hal baru yang bisa dijadikan inspirasi untuk survive," kata Fahmi, dalam keterangan tertulisnya.

Dekan Fisipol, Suwarjo juga mengatakan, kuliah umum ini bisa memberikan 'asupan gizi' dan motivasi bagi mahasiswa baru. Sehingga, dapat membawa kemajuan terhadap UWM itu sendiri.

"Kuliah umum yang menghadirkan narasumber yang inspiratif tersebut akan meng-influence mahasiswa UWM dan menanamkan tentang bagaimana menyikapi hidup, memposisikan diri, dan berproses untuk hidup," katanya.     

Penyelenggaraan kuliah umum ini bertujuan untuk membuka cara berpikir mahasiswa baru tahun akademik 2018/2019. Selain itu juga menjadi agenda Fisipol dalam menyongsong Dies Natalis ke-36 UWM.

Sementara itu, dalam pemaparannya, Triyono memberi motivasi kepada mahasiswa dengan menceritakan pengalamannya saat ia terserang penyakit polio di masa kecilnya. Sehingga, ia pun harus menggunakan tongkat untuk menopangnya dalam beraktivitas.

Walaupun begitu, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk menjadi seorang entepreneur yaitu dengan menyediakan layanan ojek bagi penyandang disabilitas. Di depan seluruh mahasiswa, ia juga menyampaikan banyaknya sarjana yang menganggur dilatarbelakangi oleh rendahnya keinginan mengasah jiwa kewirausahaan.

"Para mahasiswa seharusnya memiliki dorongan kuat untuk mengasah naluri atau insting berwirausaha sehingga tidak hanya mengandalkan gelar sarjana yang kelak akan didapatkan," katanya.

Di era 4.0 ini, lanjutnya, generasi milenial seharusnya dapat dioptimalkan untuk membuka usaha dengan berproses sesuai dengan kemampuan diri secara sustainable. Sebab, semua orang yang mau berjuang berpeluang mendapatkan profit maupun benefit. Bahkan, mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk berbisnis.

"Mahasiswa UWM harus membawa kemajuan kampus dengan segera sadar diri memahami kemampuan diri dan tidak membandingkan diri dengan kemampuan orang lain," lanjutnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement