REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pada umumnya mahasiswa strata 1 (S-1) bisa melanjutkan ke jenjang sStrata 2 (S-2) setelah menyelesaikan studinya di tingkat sarjana. Setelah lulus, mereka mendaftarkan program magister untuk bisa meraih gelar S-2. Tapi, ada yang berbeda dari seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang baru diwisuda S-1 pada 9 November lalu. Nyatanya, ia sudah mendapatkan gelar magister pada September sebelummya.
Ia adalah Eqi Buana yang merupakan wisudawan dari program studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unpad. Sebelum diwisuda S-1, Eqi juga telah menyelesaikan studi magister pada Kwansei Gakuin University (KGU) di Jepang.
Eqi menempuh studi magisternya melalui program fast track di KGU. Program ini memungkinkan mahasiswa sarjana di Unpad dapat mengambil studi lanjut di KGU tanpa menunggu lulus terlebih dahulu. Ini merupakan salah satu bentuk kerja sama yang dijalin Unpad dengan KGU.
Pada 2016 Eqi mulai mempersiapkan berbagai persyaratan yang dibutuhkan untuk program fast track ini. Berbagai persyaratan tersebut, di antaranya, sertifikat TOEFL, surat kesehatan, transkrip akademik, hingga rekomendasi dari dosen di Unpad.
Ia pun mengambil program studi Applied Chemistry for Environment pada School of Science and Technology Graduate School of Science and Technology KGU. Ia menempuh studinya selama dua tahun.
“Saya lulus dan diwisuda (di KGU) bulan September 2018,” kata Eqi seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (13/11).
Selain belajar di kelas, Eqi juga melakukan riset dengan para dosen di KGU. Riset yang dijalankan terkait “Monitoring Rare Earth Element Pattern and Gd-speciation Measure by HPLC-ICP-MS (high performance liquid chromatography-inductively coupled plasma-mass spectrometry)”. Eqi merupakan satu-satunya peserta program fast track ini. Dengan demikian, ia menjadi wisudawan program sarjana Unpad yang telah mendapat gelar magister di KGU.
Berbekal ingin mencoba hal baru, Eqi kemudian mencoba melamar program fast track ini. Ia juga menilai, dengan mengikuti program ini setidaknya bisa memangkas waktu untuk menempuh studi pascasarjana.
“Ketika saya melihat program fast track ini, saya merasa setidaknya bisa skip enam bulan sampai satu tahun. Ini saya lima tahun (kuliah di Unpad) bisa dapat dua gelar. Plus, (gelar magisternya) dari luar (negeri) lagi,” tutur Eqi.
Selama mengikuti program fast track, biaya perkuliahan Eqi ditanggung penuh oleh KGU. Sementara, untuk biaya hidup, Eqi mendapat beasiswa dari Unpad. “Ketika tahun pertama, saya memiliki courses dan juga sambil kerja di laboratorium. Ketika tingkat akhir, saya sepenuhnya difokuskan di lab,” kata Eqi.
Meski mampu menyelesaikan studi fast track-nya dengan baik, bukan berarti Eqi tidak menemukan kendala selama di Jepang. Perbedaan sosial dan budaya salah satunya menjadi kendala Eqi selama di Jepang.
Setelah berhasil mendapatkan dua gelar bersamaan, Eqi berharap ilmunya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Melanjutkan studi doktor dan menjadi dosen merupakan salah satu mimpinya.