Rabu 28 Nov 2018 18:39 WIB

Mahasiswa ITS Rancang Aplikasi untuk Pemerataan Makanan

Masih ada fakta ketimpangan distribusi makanan bagi masyarakat di Kota Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Opor ayam, menu khas Lebaran.
Foto: Republika/Musiron
Opor ayam, menu khas Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang tergabung dalam Tim Djotas III merancang aplikasi distribusi makanan bernama Bagi Bagi In. Hal ini dilakukan untuk mengatasi tidak meratanya penyaluran makanan di Kota Surabaya. Tim itu terdiri dari Djohan Prabowo, Sirria Panah Alam, dan Agatha Putri Adwitya.

Agatha menjelaskan, pembuatan aplikasi tersebutdilatari masih adanya fakta ketimpangan distribusi makanan bagi masyarakat di Kota Surabaya. Pada 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya tercatat setidaknya 155 ribu penduduk miskin Surabaya tidak bisa merasakan makanan dengan layak.

“Fenomena ekstrem ini mengisyaratkan adanya kebutuhan sistem yang dapat menyalurkan kelebihan makanan bagi mereka yang membutuhkan,” kata mahasiswi asal Sidoarjo dalam pesan singkatnya, Rabu (28/11).

Agatha menjelaskan, aplikasi ini memuat beberapa menu di antaranya hunger spot, donasi, poin, dan hadiah. Hunger spot berfungsi untuk menunjukkan lokasi masyarakat yang membutuhkan donasi makanan.

Baca juga: Membuat Opor Ayam untuk Menu MPASI

“Adapun menu donasi digunakan sebagai media input bagi mereka yang ingin menyumbangkan kelebihan makanannya,” ujar Agatha.

Lebih lanjut, Agatha menuturkan, meskipun aplikasi ini bertujuan untuk mengatasi masalah distribusi makanan, pengguna juga diberi kebebasan untuk menyumbang dalam bentuk uang. “Hasil donasi berupa uang akan digunakan untuk memenuhi biaya operasional, misalnya biaya pengemasan makanan dan upah untuk pengantar makanan,” katanya.

Sementara itu, menu poin dan hadiah sengaja diberikan untuk memacu pengguna agar bersemangat dalam melakukan donasi. “Dengan cara ini kami berusaha memberikan timbal balik yang sesuai bagi para donatur,” ujar mahasiswi angkatan tahun 2015 itu.

Agatha menambahkan, aplikasi Bagi Bagi In merupakan aplikasi sejenis chatterbot yang menumpang pada aplikasi Line. Sehingga pengguna tidak perlu meng-install aplikasi ini secara langsung di smartphone mereka.

“Untuk dapat menikmati berbagai fitur Bagi Bagi In, pengguna cukup menambahkan akun Bagi Bagi In di aplikasi Line mereka,” ujarnya.

Dadang Kurnia

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement