REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menyambut baik rencana pemangkasan Satuan Kredit Semester (SKS) untuk jenjang sarjana dan diploma. Menurut dia, untuk program sarjana 120 hingga 128 SKS sudah cukup ideal. Arif juga menilai, rencana pemangkasan SKS ini sangat positif karena akan memberi peluang lebih besar bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi.
“Saya setuju dengan pemangkasan tersebut untuk memberi ruang lebih besar bagi mahasiswa untuk pengembangan soft skill,” jelas Arif saat dihubungi Republika, Jumat (21/12).
Kendati begitu dia tidak sependapat dengan pendapat beberapa pihak yang mengusulkan agar mata kuliah dasar umum (MKDU) yang dipangkas. Karena menurut Arif, MKDU harus diperkuat.
“Di Amerika kompetensi umum diajarkan selama 2 tahun. Di IPB dan ITB 1 tahun yang disebut dengan tingkat persiapan bersama atau Program Pendidikan Kompetensi Umum,” jelas dia.
Sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berencana untuk memangkas jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) pada jenjang sarjana (S1) dan diploma. Namun berapa jumlah SKS yang akan dipangkas masih dikaji oleh pihak Kemenristekdikti.
Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, saat ini bobot SKS untuk S1 mencapai 144 SKS dan diploma mencapai 120 SKS. Jumlah SKS tersebut dinilai terlalu berat,menghambat kreativitas mahasiswa, dan juga membebani pembiayaan.
"Saya kira untuk S1 jadi maksimal 120 SKS, dan D3 90 SKS itu sudah cukup," kata Nasir.
Selain mahasiswa, kata Nasir, bobot SKS tersebut juga dinilai membebani dosen. Karena dengan jumlah SKS tersebut, dosen terlalu sibuk mengajar di kelas dan lupa melakukan penelitian.