REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong program pendidikan vokasi industri yang digulirkan Kementerian Perindustrian. Sebabnya program itu akan meningkatkan penyerapan lulusan SMK oleh perusahaan.
''Kegiatan peluncuran pendidikan vokasi ke sepuluh ini bersama dengan Kemenperin,'' ujar Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad kepada wartawan di sela-sela peluncuran pendidikan vokasi industri di Kabupaten Sukabumi Senin (18/3). Kegiatan ini intinya menyambungkan lulusan SMK dengan industri sesuai dengan bidangnya.
Misalnya pelajar SMK bisa praktek kerja di industri dan mengakses peralatan. Selain pelajar, para gurunya dapat ikut magang di perusahaan.
Jangan sampai kata Hamid, guru ketinggalan perkembangan teknologi. Namun yang paling utama industri bisa menyerap lulusan SMK yang sesuai kriteria.
Contohnya ketika di industri ada praktek kerja siswa (PKS) sebanyak 20 orang. Maka kalau sesuai kriteria perusahaan maka harapannya semua atau sebagian direkrut oleh perusahaan.
Sebelumnya Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto melakukan peluncuran program pendidikan vokasi industri SMK se-Jawa Barat di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi Senin (18/3). Program yang memasuki tahap kesepuluh ini dalam rangka membangun link and match antara industri dengan SMK.
Peluncuran program pendidikan vokasi industri tersebut berlokasi di PT Anugerah Indofood Barokah Makmur Sukabumi. Selain memperin, dalam kesempatan itu hadir pula Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad, dan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto, serta Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
"Pencapaian program pendidikan vokasi industri melampaui target yang ditetapkan,’’ ujar Menperin Airlangga Hartarto kepada wartawan. Awalnya Kementerian Perindustrian menargetkan sebanyak 2.600 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 750 industri yang akan terlibat dalam program pendidikan vokasi link and match pada 2019.
Namun, hingga tahap kesepuluh peluncuran program ini jumlah yang terlibat telah melampaui target. Di mana jumlah SMK yang terlibat encapai sebanyak 2.612 dan 899 perusahaan serta yang perjanjian kerjasama sebanyak 4.993.
Oleh karena itu kata Airlangga, pemerintah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak SMK dan industri yang sangat antusias ikut serta da|am program strategis tersebut. Dari catatannya Kemenperin sudah dua kali melakukan peluncuran pendidikan vokasi di Jawa Barat.