REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi menyatakan peserta yang tak lulus seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2019 masih punya peluang berkuliah ke perguruan tinggi negeri (PTN). Ia mengatakan peserta yang tak lulus SBMPTN 2019 bisa mendaftar di perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur ujian mandiri (UM).
"Peserta yang tidak lulus SBMPTN 2019 masih mendapat kesempatan mendaftar di jalur mandiri. Persyaratan dan waktunya bisa dilihat di laman masing-masing perguruan tinggi negeri (PTN)," kata dia saat konferensi pers pengumuman SBMPTN 2019, di Kemenristekdikti, di Jakarta, Selasa (9/7).
Ia menerangkan pertimbangan utama lolos atau tidaknya peserta ujian mandiri di PTN adalah nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) yang digunakan untuk SBMPTN 2019.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menambahkan, PTN yang membuka ujian mandiri memiliki syarat yang berbeda-beda. Kendati demikian, ia membantah ujian mandiri menjadi jalur komersialisasi pendidikan.
"Memang kalau mampu silakan membayar tinggi sumbangan pengembangan institusi (SPI). Tetapi bukan berarti itu yang membuat peserta langsung diterima, yang penting potensi anak harus dinilai dulu," ujarnya.
Artinya, ia menegaskan sumbangan bukan semata-mata faktor utama yang membuat peserta diterima. Ia mengakui, peserta yang dinyatakan lulus jalur seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2019 masing-masing kelompok tidak lebih dari 23 persen.
"Rinciannya kelompok ujian Saintek dengan total pendaftarnya 360.329 dan yang diterima 84.444, persentasenya 23,44 persen. Kemudian kelompok ujian Soshum 345.896 dan yang diterima 82.394 dengan persentase 23,82 persen, kemudian pendaftar kelompok ujian Saintek maupun Soshum sebanyak 8.427 dan yang diterima 1.904 atau hanya 22,59 persen. Total pendaftar semua kelompok ujian itu adalah 714.652 dan yang diterima 168.742 atau 23,61 persen," katanya.