Senin 15 Jul 2019 17:01 WIB

FTUI Kembangkan Sabuk Pintar untuk Penerbangan

Smart-Belts akan dilengkapi berbagasi sensor mendeteksi penggunaan seatbelt.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Lampu peringatan sabuk pengaman pesawat. Ilustrasi
Foto: Slate.com
Lampu peringatan sabuk pengaman pesawat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) mengembangkan smart-belts yang dapat disematkan ke dalam sabuk pengaman pesawat udara untuk meningatkan keamanan penumpang. Smart Belts memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT).

Teknologi tersebut dapat mencatat keberadaan dan identitas penumpang serta parameter lainnya. Sehingga, dapat memberikan gambaran mengenai posisi penumpang yang tidak mampu menyelamatkan diri kepada tim evakuasi.

Smart-Belts merupakan karya tiga mahasiswa FTUI, yaitu Harrison Alim, Ilya Adzani, dan Nicholas di bawah bimbingan Dosen Departemen Teknik Mesin FTUI, Mohammad Aditya.

"Pembuatan alat ini sebetulnya dilatarbelakangi dari berbagai insiden kecelakaan pesawat di Indonesia yang menyebabkan banyaknya korban jiwa... Permasalahan tersebut menjadi salah satu tantangan yang ingin kami carikan solusinya," jelas Mohammad Aditya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Senin (15/7).

 

Terkait hal tersebut, para mahsiswa ini mengusulkan Smart-Belts yang bertujuan untuk membantu para petugas penyelamat menjalankan evakuasi penumpang dalam pesawat yang mengalami insiden. Saat ini, lanjut dia, IoT sudah diterapkan dalam berbagai aplikasi rumah tangga namun belum dijumpai pada penggunaan keselamatan penerbangan.

 

"Kami berharap Smart-Belts ke depannya dapat tersedia di setiap kursi pesawat. Smart-belts akan dilengkapi berbagai sensor sehingga sistem akan menyala dan mendeteksi penggunaan seatbelt, temperatur, tekanan, dan kelembapan. Selain itu, jika penumpang duduk pada kursinya maka sistem kursi akan aktif dan mendeteksi parameter keberadaan penumpang, posisi meja makan, dan kondisi duduk penumpang setiap 30 detik," kata Harrison.

Seluruh data yang terekam pada Smart-Belts akan tersimpan pada sebuah server, yang dapat dimanfaatkan oleh para petugas (dari luar pesawat) pada keadaan-keadaan darurat seperti setelah pendaratan darurat. Namun di sisi lain, data tersebut dapat juga bermanfaat pada keadaan normal, di antaranya berupa informasi data temperatur, kelembaban, dan tekanan sebagai bahan analisis kenyamanan penumpang dan perilaku penumpang pada berbagai fase penerbangan serta menjadi sarana penerapan peraturan penerbangan.

Saat ini, Smart-belts tengah dibuat prototipe-nya oleh ketiga mahasiswa tersebut dan akan dipresentasikan di hadapan dewan juri Program Kreativitas Mahasiswa UI 2019.

Kemampuan Smart-Belts tersebut diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penegakan prosedur keselamatan pesawat. Selain itu, alat ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan selamat para penumpang pada sebuah kecelakaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement