REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Perubahan status Institut Agama Islam Negerii (IAIN) Purwokerto menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) tinggal menunggu waktu. Rektor IAIN Purwokerto Dr M Roqib, memastikan perubahan status ini tidak akan lama lagi.
''Tidak lama lagi IAIN Purwokerto akan bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri. Namanya, UIN Saifuddin Zuhri atau UIN Saizu,'' kata dia, Senin (7/10).
Nama UIN ini, menurut Roqib, diambil dari nama tokoh pejuang kelahiran Sokaraja Kabupaten Banyumas. Pada masa perjuangan, dia menjadi Komandan Divisi Hizbullah Jawa Tengah dan Anggota Dewan Pertahanan Daerah Kedu yang berjual bersama pasukan TKR di bawah pimpinan Kolonel Soedirman.
''Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada masa pemerintahan Bung Karno,'' jelasnya.
Menurutnya, proses perubahan status dari IAIN menjadi UIN, sudah dilakukan dengan sistem penilaian yang dilakukan tim penilai. ''Untuk menjadi UIN, dibutuhkan nilai kumulatif minimal 300. Sedangkan dari hasil penilaian yang dilakukan tim tersebut, IAIN Purwokerto mendapat nilai 325,8,'' katanya.
Dia juga menyebutkan, minat lulusan SLTA yang untuk mendaftar menjadi mahasiswa IAIN Purwokerto, saat ini tercatat cukup tinggi. Seperti pada tahun ajaran 2019 ini, jumlah lulusan SLTA yang mendaftar tercatat sebanyak 18.472 orang.
''Namun mengingat kapasitas daya tampung mahasiswa masih terbatas, IAIN Purwokerto belum bisa menerima mahasiswa baru dalam jumlah cukup banyak. Dari pendaftar sebanyak 18.472 orang tersebut, yang bisa diterima dan melakukan daftar ulang hanya sebanyak 2.615 orang,'' ucap dia.
Dengan perubahan status IAIN menjadi UIN, dia berharap fasilitas dan sarana pendidikan yang diterima UIN akan menjadi lebih besar. Dengan begitu diharapkan jumlah mahasiswa baru yang diterima akan lebih banyak lagi.
Sementara dalam Focus Group Discussion (FGD) mengenai budaya penginyongan yang digelar Senin (7/10), Bupati Achmad Husein masyarakat Banyumas yang hanya lulus Sekolah Dasar (SD) sampai dengan saat ini masih cukup besar. ''Jumlah mencapai kisaran 60 persen,'' kata dia.
Melalui perubahan status IAIN menjadi UIN, dia berharap kapasitas daya tampung UIN Saizu Purwokerto akan lebih banyak lagi, sehingga bisa menampung lebih banyak masyarakat Banyumas untuk mengenyam pendidikan tinggi.