Rabu 12 Feb 2020 16:45 WIB

Keberadaan Monash University Bisa Pengaruhi Kompetisi PT

Keberadaan Monash University berperngaruh pada

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Rektor Universitas Indonesia,  Ari Kuncoro
Foto: Republika/ Wihdan
Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menanggapi rencana didirikannya Monash University di Indonesia. Ia memandang hadirnya kampus asal Australia itu bisa memengaruhi kompetisi antara perguruan tinggi di Indonesia dalam mendapatkan mahasiswa.

"Melihat seperti itu kemungkinan besar dampaknya adalah kompetisi mendapatkan mahasiswa dan saya melihatnya ini kemungkinan besar yang terkena universitas swasta. Jadi persaingannya ke sana," kata Ari, dihubungi Republika.co.id, Rabu (12/2).

Baca Juga

Ia menambahkan, belum tentu orang-orang yang mengirimkan anak-anaknya untuk kuliah ke luar negeri tertarik dengan perguruan tinggi ini meskipun namanya Monash University. Sebab, menurut dia orang yang berkuliah di luar negeri ingin mendapatkan pengalaman yang tidak ada di Indonesia.

Apabila dikaitkan dengan bidang kerja sama bidang penelitian, ia tidak begitu yakin hadirnya Monash University memmengaruhi riset di Indonesia. Sebab, ia mengatakan banyak perguruan tinggi lain di Australia yang memiliki fokus lebih besar di bidang penelitian.

"Kalau ke penelitian itu enggak mudah, karena penelitian itu merupakan network dan itu melibatkan pendanaan, itu nanti dipublikasi memang ada tapi kalau saya lihat di Australia itu lebih banyak universitas lain yang negeri dari segi penelitian lebih berpartisipasi daripada Monash," kata Ari menjelaskan.

Ia menjelaskan, perguruan tinggi di Indonesia khususnya PTN-BH sudah banyak melakukan kerja sama dengan universitas lain di luar negeri termasuk di Australia. Di UI contohnya, dilakukan kerja sama gelar ganda. Mahasiswa dua tahun menjalani perkuliahan di Indonesia kemudian dua tahun selanjutnya di luar negeri. Ia menilai hal itu merupakan keseimbangan yang bagus untuk menambah pengalaman para mahasiswa.

Menurut dia, pada saat bekerja salah satu yang terpenting adalah networking atau memiliki koneksi yang luas. Memiliki jaringan di dalam atau di luar negeri tentunya akan membantu mahasiswa untuk mengembangkan dirinya.

Terkait dengan Monash University yang akan dibangun di Indonesia, ia belum tahu apakah akan ada kesinambungan dengan kampus di Australia atau tidak. Tentunya, lanjut dia, akan baik jika mahasiswa memiliki pengalaman kuliah di dalam dan di luar negeri.

Lebih lanjut, ia pun memandang hadirnya Monash University di Indonesia sama dengan munculnya perguruan tinggi baru lainnya. "Kembali lagi, bahwa yang namanya pendidikan itu sebenarnya mencari pengalaman. Nah, tapi bagi kita sebagai pengelola universitas anggap saja ini sebagai pemicu untuk kita menjadi lebih baik lagi. Jadi kami akan tetap kerja sama dengan luar negeri penelitian, pengajaran, dan lain-lain," kata Ari.

Sementara itu, dosen di Fakultas Hukum Monash University Australia, Nadirsyah Hosen mengatakan adanya perguruan tinggi luar negeri di Indonesia menjadi lompatan besar dalam pendidikan tinggi secara umum. Ia berharap, adanya Monash University bisa memacu perguruan tinggi di Indonesia menuju ke universitas kelas dunia.

"Salah satu caranya dengan hadirnya Monash University di Tanah Air, dimana dengan pengalaman Monash University mengelola kampus di sejumlah negara, jumlah publikasi akan meningkat tajam dan dana riset akan bertambah, sesuatu yang dibutuhkan dunia pendidikan Indonesia untuk bersaing di era global," kata Nadirsyah menjelaskan.

Ia menjelaskan, proses dibangunnya universitas luar negeri di Indonesia telah melewati proses panjang. Setelah diskusi sejak masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga saat ini Presiden Joko Widodo akhirnya di Indonesia bisa dibangun perguruan tinggi asal luar negeri.

Nadirsyah menambahkan, di Monash University selama ini sudah memiliki dosen dan peneliti asal Indonesia, salah satunya dirinya. Hal tersebut berarti, kolaborasi dosen dan jaringan peneliti di Tanah Air dengan staf pengajar Monash University sudah lama terjalin dengan baik.

"Maka keberadaan kampus Monash University di Jakarta akan terus melanjutkan kerja sama riset ini, ditambah dengan jaringan Monash yang selama ini sudah ada di Malaysia, India, China, Afrika Selatan dan Italia," kata dia.

Artinya, kolaborasi dosen dan jaringan peneliti di tanah air dengan staf pengajar Monash University sudah lama terjalin dengan baik. Maka keberadaan kampus Monash University di Jakarta akan terus melanjutkan kerjasama riset ini, ditambah dengan jaringan Monash yang selama ini sudah ada di Malaysia, India, China, Afrika Selatan dan Italia.

Kehadiran Monash University, kata Nadirsyah bisa menjadi pintu masuk terbukanya akses jaringan peneliti kelas dunia untuk bekerjasama dengan kampus nasional di Tanah Air. "Ini sebuah langkah positif baik untuk dunia kampus di tanah air, maupun untuk Monash University sendiri," kata dia lagi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement