Wisata pendidikan, itu tema perjalanan dinas saya ke kota Lhokseumawe di Kab. Aceh Utara. SDN 8 Langkahan, ini sekolah tujuan saya yang sering dikunjungi untuk sekadar berbagi ilmu dan pengalaman dengan guru-guru di sana. Menariknya, banyak pengalaman suka duka yang tak mungkin bisa terlupa dalam perjalanan itu.
Ada duka, tak jarang rasa suka menghinggapi perasaan ini di sepanjang perjalanan. Suka dan duka jadi pelajaran hidup yang teramat berharga. Tragedi Langsa, kisah tabrakan beruntun yang melibatkan 3 mobil, salah satunya mobil yang kita sedang kendarai.
Satu waktu, kita pernah berurusan dengan sapi jalanan. Dari jauh sudah nampak sapi akan menyeberang jalan. Kecepatan mobil sudah kita kurangi. Tujuannya satu, memberi kesempatan sapi untuk menyeberang. Malang tak dapat ditolak, ketika sapi hendak menyeberang, ada satu mobil yang hendak mendahului kami dari sebelah kanan sambil membunyikan klakson. Si sapi bingung bukan kepalang dan hanya berputar-putar di depan mobil kami. Gubrak...
Dorongan keras menghantam mobil kami dan mobil yang hendak menyalip kami. Mobil kami terdorong ke sebelah kiri jalan, lalu mobil yang hendak menyalip kami terdorong ke warung warga yang ada di kanan jalan. Huffffhhhh.. Kecemasan masih mendera. Namun segera terucap istigfar dan doa atas musibah yang telah terjadi.
Alhamdulillah, hanya bagian belakang mobil yang rusak, tangan supir terkilir karena menahan hantaman ketika memegang setir. Tersirat dalam benak ini, memang perjalanan menemui guru-guru di SDN 8 Langkahan sarat perjuangan. Kalau tidak begitu, kita pasti tak paham apa makna dari perjuangan itu sendiri.
Pernah juga di satu kesempatan, tiba-tiba mobil kami terjebak lumpur merah. Alamak. Ini terjadi ketika saya harus melewati perjalanan dari kota Lhokseumawe menuju SDN 8 Langkahan yang terletak di Lubuk Pusaka. Pada saat itu sedang musim hujan, jadi jalanan praktis sangat licin. Beberapa orang sempat menolong, namun apa daya mobil tetap sulit keluar dari lumpur.
Sampai akhirnya, ada mobil yang datang. Jika mau lewat, mobil itu tak punya pilihan lain kecuali harus membantu mengeluarkan mobil kita dulu dari jebakan lumpur. Karena mobil kita persis terjebak di tengah-tengah jalan. Saya tak paham apa yang dibicarakan oleh supir dan pengendara mobil itu karena mereka berbincang dengan bahasa Aceh. Tapi pastinya, mereka terlihat akrab, dan mobil kami pun berhasil melanjutkan perjalanan setelah melepaskan diri dari jebakan lumpur.
Tak lupa pula, saat rombongan babi hutan melintas di depan mobil yang kami kendarai. Butuh waktu sekitar 5 menit untuk melanjutkan perjalanan usai babi hutan terakhir menyeberangi lintasan jalan yang akan kami lewati. “Wah, babi hutan barisannya memang rapih dan tertib”, gumamku dalam hati sambil mencoba memaknai fenomena yang tampak di depan mata.
Jujur, bagi saya perjananan ke SDN 8 Langkahan adalah aktivitas wisata pendidikan. Mendengar kata wisata, bayangan kita merujuk pada suasana senang gembira. Namun, di wisata pendidikan yang saya maksud, tak selamanya suasana gembira akan menemani kita. Hal-hal tak terduga malah kerap terjadi di luar perkiraan kita. Justru, inilah makna hakiki dari wisata pendidikan. Segala sesuatu yang terjadi mesti jadi bahan perenungan dan sumber belajar untuk memperbaiki diri. Tabrakan mobil, perjalanan jauh dari Bogor – Aceh Utara, sampai hadangan babi hutan, apakah semuanya membuat diri saya gentar untuk kembali ke sana? Insya Allah tidak.
Di sana ada masa depan. Kelak, mudah-mudahan akan ada pemimpin bangsa ini yang lahir dari tempat seperti itu. Terpencil, jauh dari pusat kota, dan jarang dikunjungi para penguasa bangsa ini. Saya yakin, wisata pendidikan ini akan bermanfaat buat masa depan bangsa. Semoga pula, suatu saat nanti, semua orang bisa belajar bahwa wisata pendidikan seperti ini akan membuat kita sadar untuk lebih bersyukur akan kenyataan hidup yang dialami hari ini.
Lihat mereka, tiap detik hembusan nafas guru-guru di sana adalah perjuangan untuk menggapai masa depan anak-anak dari Langkahan. Bagaimana dengan kita kalau kita masih pandai mengeluh, lebih banyak menuntut hak walau kadang abai menunaikan kewajiban? Saya sarankan Anda pun melakukan wisata pendidikan ke SDN 8 Langkahan. Yuk, siapa yang hendak menyusul ke sana?
Asep Sapa'at
Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa