REPUBLIKA.CO.ID,BALIKPAPAN--Wakil Ketua Komisi IV bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan Budiman Mustafa mengharapkan metode belajar-mengajar dari Rintisan Sekolah berstandar Internasional (RSBI) tetap berlanjut di sekolah-sekolah dalam provinsinya.
"Walau RSBI maupun Sekolah Berstandar Internasional (SBI) ditiadakan, tapi metode pembelajarannya tetap perlu berlanjut," kata Budiman, menjawab wartawan yang tergabung dalam Journalist Parliament Community (JPC) Kalsel, di Banjarmasin, Senin.
Pasalnya, menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, metode pembelajaran sebagaimana di RSBI, cukup berhasil dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Karenanya pula, wakil rakyat itu menginginkan klarifikasi melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel mengenai alasan mendasar penghapusan RSBI oleh Mahkamah Kontitusi serta bagaimana tindak lanjut terhadap sekolah-sekolah biasa.
"Selain itu, bagaimana solusi atas pungutan sekolah, baik di RSBI/SBI maupun sekolah biasa, yang selama ini menjadi persoalan. Karena ada anggapan pungutan sekolah tersebut menambah berat beban keluarga atau orang tua peserta didik," demikian Budiman.
Sementara itu, Kepala Disdik Kalsel Ngadimun, menerangkan, hasil rapat bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta 21 Januari lalu, antara lain larangan bagi sekolah melakukan pungutan.
Namun mantan Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Kalsel juga menyatakan, sulit atau mustahil melaksanakan pendidikan secara gratis, terlebih bagi sekolah swasta yang selalu berusaha mencari metode pembelajaran terbaik.
"Saya kira, walau anggaran pendidikan mencapai 20 persen atau sesuai amanat undang undang, sulit atau mustahil bisa menyelenggarakan pendidikan gratis," lanjutnya sebelum rapat bersama Komisi IV DPRD Kalsel.
"Karena jumlah sekolah dan atau anak-anak yang bersekolah semakin bertambah banyak, tidak seperti tempo dulu. Seperti Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kalsel awal 1980-an masih bisa dihitung dengan jari, tapi kini mencapai puluhan," ungkapnya.
Oleh sebab itu, guna menunjang pembiayaan pendidikan yang makin meningkat, bantuan kepada sekolah dari mereka yang berkemampuan, bukan sesuatu yang tabu asalkan dengan sukarela atau tanpa pemaksaan.
"Bantuan dari mereka yang berkemampuan tersebut, sebagai salah satu metode silang guna memberi bantuan terhadap yang tidak mampu, demikian Ngadimun.