REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Perguruan Tinggi perlu memaksimalkan perannya dalam ekonomi syariah. Kontribusi Perguruan Tinggi dapat dilakukan melalui penyediaan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas dalam sektor tersebut
Perwakilan dari Pusat Ekonomi Bisnis Syariah (PEBS) Universitas Indonesia (UI), Mohamad Soleh Nurzaman mengatakan saat ini ada sekitar 37 ribu pekerja di bidang ekonomi syariah. Pada 2015, diperkirakan jumlah pekerja di sektor ekonomi syariah mencapai 50 ribu orang. "Namun hanya 12,5 persen yang memiliki latar belakang ilmu pengetahuan terkait," ujarnya di Auditorium Fakultas Ekonomi UI, Depok, Senin (6/5).
Nurzaman mendorong dibukanya program studi sarjana untuk ekonomi dan keuangan syariah secara lebih cepat. Pasalnya dari 2.472 Perguruan Tinggi (81 Perguruan Tinggi Negeri dan 2.391 Perguruan Tinggi Swasta), hanya 1 persen yang telah membangun komitmen menghasilkan lulusan yang akan mampu mengisi perbankan syariah. Selain itu, kata Nurzaman, perlu adanya fasilitas dan prioritas pada staf pengajar untuk mengambil pendidikan lanjut dalam bidang terkait.
Dia menyebut dalam Bonus Demografi 2017-2019, diperkirakan komposisi penduduk diperkirakan mencapai 55,5 persen yang terdiri dari usia produktif 15 hingga 65 tahun. "Ini harus dimanfaatkan dengan optimal oleh Perguruan Tinggi sebagai stakeholder perbankan syariah," ucapnya. Hal itu dapat dilakukan dengan edukasi dan sosialisasi lebih masif sesuai Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Para dosen didorong melakukan riset pada bidang ekonomi dan perbankan syariah untuk kemudian dipublikasikan dalam bentuk jurnal dan buku. Media massa juga diimbaai memperbanyak tulisan populer yang mudah dipahami masyarakat terkait bidang tersebut. Selain itu, kata Nurzaman, kegiatan seperti seminar dan pengabdian masyarakat perlu ditingkatkan dengan berkolaborasi bersama industri ekonomi dan perbankan syariah.