Kamis 27 Feb 2025 19:10 WIB

Unisba Kukuhkan Lima Guru Besar Bidang Komunikasi hingga Ekonomi Syariah

Saat pengukuhan kelima guru besar tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya masing-masing

Universitas Islam Bandung (Unisba) kukuhkan lima guru besar dalam berbagai keilmuan, Kamis (26/02/2025).
Foto: Dok Republika
Universitas Islam Bandung (Unisba) kukuhkan lima guru besar dalam berbagai keilmuan, Kamis (26/02/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Universitas Islam Bandung (Unisba) terus melahirkan para guru besar (profesor) dalam berbagai keilmuannya. Lima orang guru besar baru telah dikukuhkan oleh Unisba, Kamis (26/02/2025). Pengukuhan guru besar ini dilakukan langsung oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., yang dilaksanakan di Aula Unisba.

Kelima orang guru besar tersebut adalah Prof Dr Septiawan Santana Kurnia, SSos MSi (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba), Prof Dr Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA., (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Auditing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Unisba), Prof. Dr. Dedeh Fardiah, Dra., M.Si. Guru Besar dalam Ranting Ilmu Media dan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba), Prof. Dr. Ima Amaliah, S.E, M.Si. (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Unisba), dan Prof. Dr. Neneng Nurhasanah, Dra., M.Hum. (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Hukum Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah) Fakultas Syariah Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Unisba).

Baca Juga

Pada pengukuhan ini, kelima guru besar tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya masing-masing. Yakni, Prof Septiawan menyampaikan orasi ilmiah berjudul ‘Bagaimana Jusrnalisme Melihat Content Creator Di Dalam Kegiatan Jurnalistik’, Prof Pupung menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’Audit Smart & Pentahelix : Sinergi Inovatif Dalam Pencegahan Korupsi dan Pembangunan Berkelanjutan’, Prof Dedeh menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’Model Edukasi Literasi Digital Berdaya Dan Berbudaya Dalam Upaya Menciptkan Generasi Z Yang Cerdas Dan Kritis Menyongsong Indonesia Digital 2045’, Prof Ima menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’Meniti Garis Tipis : Ekonomi, Penduduk Dan Krisis Lingkungan Di Asia Tenggara’, dan Prof Neneng menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’ Tauhid Ekonomi Sebagai Pilar Kepatuhan Syariah Di Era Revolusi Industri 5.0.

Prof Edi mengatakan, pendirian Unisba bukan sekadar mendirikan perguruan tinggi, tetapi memiliki cita-cita yang futuristis yaitu menghasilkan perguruan tinggi yang unggul tempat mendidik kader-kader Generasi Muda Islam, teknokrat, ilmuwan dan seniman yang mempunyai spirit keislaman yang kuat, sesuai dengan sunnah Nabi dan firman Allah.

 “Tradisi akademik yang dijalankan di Unisba berasal dari tradisi Qur’ani. Oleh karena itu, Unisba harus tetap tegak laksana batu karang untuk terus mengembangkan sayap keilmuannya dan beguna bagi masyarakat,” katanya.

Rektor juga berharap jabatan Guru Besar dapat menjadi cita-cita dan harapan bagi seluruh dosen di Unisba. Menurutnya, Guru Besar bukan sekadar seorang pengajar, tetapi merupakan Maha Guru yang memiliki kewenangan dan kesaktiannya di bidang akademik. Meskipun untuk mencapainya diperlukan waktu serta upaya maksimal dalam mencapai puncak tertinggi tersebut.

Selain itu, Prof Edi menekankan Guru Besar tidak boleh menjadi “pertapa” tetapi justru sebaiknya, mereka harus tetap bergaul dan membumi serta terlibat dalam berbagai kegiatan akademik serta aktif dalam pengabdian masyarakat dengan ikut serta memecahkan berbagai persoalan nyata dalam masyarakat. ”Guru Besar haruslah menjadi pengembang ilmu pengetahuan baik melalui berbagai pikirannya yang dimuat di berbagai jurnal dan buku serta dapat juga menjadi intelektual publik dengan cara menulis di media massa, sehingga ilmunya berguna untuk kemajuan peradaban,” katanya.

Rektor menegaskan, tugas utama seorang Guru Besar adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka tidak boleh berhenti berkarya hanya karena memiliki tugas tambahan atau jabatan lainnya.

Prof Edi mengingatkan, seorang Profesor sebagaimana makna aslinya dalam bahasa Latin Profess, harus berani menyatakan, mempertahankan, dan merekomendasikan isu-isu penting secara terbuka, baik dalam perkuliahan maupun dalam tulisan akademik.

Dalam pesannya kepada para Guru Besar yang baru dikukuhkan, Prof Edi menyampaikan lima amanah penting.  Antara lain agar meneguhkan diri menjadi pemikir mandiri dengan referensi yang kaya dan argumen yang kuat dengan tidak terbawa arus opini publik yang menyesatkan, membantu pemimpinan Unisba dan yayasan dalam menjaga moral dan standar akademik tertinggi, membantu dalam membina dan mendidik dosen-dosen muda untuk tumbuh dan berkembang, terus menjadi insan akademik yang memberikan arah dan pencetus awal di bidang akademik. Serta, tidak melupakan pengorbanan dan berterima kasihlah kepada pasangan dan anak-anak.

”Semoga Amanah baru ini membawa berjuta keberkahan, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi keluarga besar masing-masing, Unisba, dan nusa bangsa,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement