Rabu 29 May 2013 16:17 WIB

Pendidikan Karakter Cegah Radikalisme dan Kekerasan

Aksi radikalisme (ilustrasi)
Foto: indianmuslimobserver.com
Aksi radikalisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANTEN--Pendidikan karakter yang ditanamkan dalam keluarga merupakan upaya efektif untuk mencegah tindakan radikalisme dan kekerasan di kalangan generasi muda, kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Banten KH AM Romly.

"Keluarga adalah lingkungan yang paling penting dalam upaya pembentukan karakter anak sehingga jika pendidikan karakter sudah terbangun dengan baik, akan terhindar dari tindakan kekerasan dan radikalisme," kata KH AM Romly dalam seminar pendidikan 'Pendidikan Karakter Dalam Upaya Mencegah Radikalisme' yang diselenggarakan Lingkar Kajian Untuk Pencerahan (Lingkaran) di Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Banten di Serang, Rabu.

AM Romly mengatakan radikalisme adalah upaya orang-orang tertentu untuk melakukan perubahan sampai ke akar-akarnya. Radikalisme juga merupakan upaya melakukan perubahan pikiran dan tatanan masyarakat yang mendasar dengan cara apapun, sekalipun dengan tindakan ekstrem dan kekerasan.

"Faham radikalisme menginginkan pikiran dan tatanan baru sesuai dengan cara berfikirannya. Dia merasa yang `paling benar" yang tidak sesuai dengan pahamnya harus lenyap," kata AM Romly yang juga mantan Kanwil Kemenag Banten.

Menurutnya, faham tersebut berbahaya bagi upaya membangun kebersamaan, persaudaraan, karena bisa menimbulkan efek samping yang lain yakni kekerasan, bahkan kerap kali menimbulkan kekerasan dengan terjadinya ledakan bom, pembunuhan dan lainnya karena menganggap yang lain tidak sesuai dengan fahamnya.

"Dalam upaya menangkal radikalisme harus ada pendidikan dalam keluarga, sejak lahir orang muslim terbiasa dengan disambut kumandang adzan dan qomat untuk menanamkan kekuatan spiritual," kata KH AM Romly dalam seminar yang dihadiri kalangan pelajar, santri, mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan tersebut.

Pengamat Pendidikan UPI Serang Dr Herli Salim mengatakan, karakter pada intinya akhlak, budi pekerti. Orang yang berkarakter adalah orang yang punya prinsip, tidak mudah terpengaruh dengan tindakan negatif misalnya pengaruh dari paham-paham radikal yang membawa pada aksi terorisme.

"Orang yang berkarakter mampu menjalin hubungan dengan Tuhan dan hubungan antarsesama manusia, yang penuh cinta kasih, jauh dari sikap permusuhan. Serta akan memperhatikan lingkungan sekitar," kata Herli Salim.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement