REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH – Sistem zonasi yang akan diterapkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta saat pendaftaran online siswa sekolah tidak selamanya berdampak positif.
Ketua Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia, Indra Djati Sidi mengatakan sistem zonasi sekolah dapat berpengaruh pada anak sekolah. Zonasi dapat mengatur kedekatan anak untuk pergi sekolah.
"Mereka menjadi tidak capek dan fokus dalam memahami mata pelajaran," ujarnya pada Republika, Selasa (11/6).
Kalau anak bersekolah jauh dari rumahnya mengakibatkan si anak jadi mudah lelah dan tidak berkonsentrasi. Namun zonasi bisa bermasalah terhadap mutu sekolah. Banyak sekolah unggulan yang mau tidak mau harus menerima anak yang biasanya dibawah kriteria sekolah.
Karena sistem zonasi mengharuskan sekolah untuk menerima 45 persen siswa dari kuota sekolah yang bertempat tinggal di wilayah sekolah tersebut. "Sekolah biasanya ingin menerima siswa yang memiliki berbagai macam kriteria," ujarnya.
Lebih lanjut Indra menjelaskan pengalaman zonasi pernah dilakukan sekitar tahun 1970. Dia mencontohkan SMAN 1 Jakarta menjadi sekolah unggulan.
Tetapi kemudian muncul aturan menerapkan zonasi atau rayonisasi. Dampaknya sekolah tersebut menurun mutunya karena menerima anak-anak yang prestasi belajarnya rendah.