REPUBLIKA.CO.ID,jakarta--PPDB secara online relatif berbeda dibanding tahun sebelumnya. Hendi Setiawan, kepala seksi Standardidasi dan Akreditasi Dinas Pendidikan DKI, mengatakan PPDB 2013 memiliki dua jalur yakni umum dan lokal.
“Untuk SMA berlaku jalur umum dan lokal. Untuk SMK hanya berlaku jalur umum,” ujarnya.
Untuk tahap pertama, berlaku jalur umum. Calon siswa bisa memilih SMA di mana pun di Jakarta yang disukai. Misal, Si A – yang berdomisili di Jakarta Barat – memilih salah satu SMA di Jakarta Timur Jika diterima, Si A harus harus mendatangi sekolah itu, dan mendaftar ulang.
“Jika diterima tapi tidak mendaftar ulang ke sekolah, Si A dinyatakan gugur dan tidak boleh mengikuti pendaftaran lewat jalur lokal,” demikian Hendi.
Namun jika Si A tidak diterima di sekolah yang diinginkan di Jakarta Timur, lanjut Hendi, dia bisa mengikuti pendaftaran lewat jalur lokal. Si A harus memilih salah satu SMA di Jakarta Barat yang diinginkan. Jika tidak diterima juga, dia terpaksa mencari sekolah swasta.
Setiap SMA mengalokasikan masing-masing 45 persen untuk jalur umum dan lokal. Serta, masing-masing lima persen untuk siswa dari luar Jakarta, dan anak berprestasi. Kuota khusus juga diberikan kepada anak-anak berkemampuan khusus.
“Setiap sekolah harus menerima masing-masing dua. Tidak boleh ada sekolah menolak,” demikian Hendi. “Untuk SMA, 90 persen jalur umum. Masing-masing lima persen untuk siswa berprestasi dan dari luar Jakarta.”
Siswa berprestasi dibagi menjadi dua; akademik dan nonakademik. Pemenang Olimpiade Science Nasional, misalnya, tinggal memilih sekolah yang dia suka di mana pun di Jakarta. Namun untuk prestasi non-akademik, misal olahraga, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi.
“Hanya mereka yang berprestasi di event olahraga yang diselenggarakan pemerintah yang boleh menggunakan ‘jalur’ ini,” kata Hendi. “Jadi, juara turnamen bulu tangkis yang diselenggarakan swasta, tidak akan bisa melewati jalur ini.
Jumlah kursi SMA yang tersedia untuk PPDB 2013 antara 3500 sampai 4.000. Untuk SMK sekitar 2000-an. Sedangkan kursi SMP sekitar 12.800.
Jika setelah penerimaan lewat jalur umum dan lokal selesai, dan masih tersedia jumlah kursi kosong, Diknas DKI Jakarta akan menggelar PPDB tahap kedua pada awal Juli. Ini amat penting untuk memberi kesempatan kepada setiap keluarga bersaing mendapatkan kursi di sekolah negeri.
“Azas PPDB online adalah obyektif, memberikan akses yang sama kepada setiap orang, tanpa diskriminatif, dan kompetitif,” ujar Slamet Widodo.
Ia juga mengatakan orang tua tidak perlu berkecil hati jika putra atau putrinya tidak diterima di sekolah negeri. Sebagai ilustrasi, Slamet Widodo mengatakan dirinya harus mengiklaskan anaknya yang gagal mendapatkan sekolah negeri, dan kini menempuh pendidikan di salah satu SMA swasta di Tangerang.
“Jumlah SMA di Jakarta Barat 106, tapi yang negeri hanya 17. SMK ada 120, yang negeri hanya sembilan,” kata Slamet Widodo. “Namun tidak boleh ada dikotomi negeri dan swasta.”