Selasa 25 Jun 2013 19:53 WIB

Mendikbud Canangkan Program Anti-D.O

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Djibril Muhammad
M Nuh
Foto: bincangedukasi.com
M Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan program anti Drop Out (D.O) untuk para siswa wajib belajar. Ke depan program ini akan digiatkan hingga tingkat rukun warga (RW) agar setiap anak Indonesia tidak putus sekolah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menuturkan, pihaknya ingin menekan angka D.O yang masih terbilang tinggi di Indonesia. Saat ini setiap kabupaten/ kota di seluruh Indonesia diwajibkan membuat gerakan anti-D.O.

"Ada posko D.O yang akan terus 'mengejar' anak-anak yang D.O agar meneruskan belajar. Posko ini sampai tingkat RW, bekerja sama dengan Pemda," ujar Nuh saat mengakhiri kunjungannya di Padang, Senin (24/6).

Wamendikbud, Musliar Kasim pun turut serta dalam kunjungan menteri ke Padang. Ia meresmikan posko anti-D.O yang dibuka di kota Padang. Menurut dia, masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan wajib belajar.

Terbukti dari data APK yang menyebutkan masih sekitar 4 persen anak SD dan 22 persen di tingkat SMP yang tak terjangkau pendidikan. "Tentu saja hal ini sangat disayangkan dan harus segera diatasi," ujarnya saat sambutan peresmian di Universitas Putera Indonesia (UPI) Padang, Senin (25/6).

Dengan adanya posko anti-D.O, Musliar melanjutkan, maka partisipasi anak dalam pendidikan terus digenjot. Denga begitu, seluruh anak Indonesia dapat memenuhi wajib belajar.

Sebab, pendidikan masyarakat yang rendah membuat kesejahteraan sulit didapat. "Banyak pekerja di Indonesia yang hanya lulusan SD, atau SMP, bahkan tidak lulus," ujarnya.

Selain meresmikan posko anti-DO, Musliar juga mencanangkan Padang sebagai kota pendidikan inklusi. Sebelumnya, Wamendikbud juga mencanangkan hal sama di Kota Bandung. Ia pun mengapresiasi dua kota tersebut dalam kepedulian terhadap anak inklusi.

Menurut dia, jumlah sekolah inklusif di Indonesia masih sangat minim. Di seluruh nusantara, hanya terdapat 2.603 sekolah inklusif. Jumlah yang sangat miim dibanding kebutuhan anak-anak inklusi yang taj sedikit jumlahnya.

Adapun kunjungan meteri dan wakilnya ke Padang kali ini merupakan kegiatan kunjungan penerima bidik misi. Dua rumah mahasiswa penerma bidik misi dari Universitas Andalas (Unand) dikunjungi pejabat negara tersebut.

Selain itu, Mendikbud juga meresmikan bangunan baru UNAND yang direnovasi pasca gempa 2009 lalu, serta membuka acara MTQ Nasional tingkat mahasiswa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement