REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Program profesi guru merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kualitas guru, kata Wakil Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta Wardan Suyanto.
"Jadi, program profesi guru (PPG) itu bukan sekadar formalitas. Kami berharap para peserta memanfaatkan kesempatan yang ada untuk belajar demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Pada pembukaan orientasi PPG peserta Sarjana Mengejar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) angkatan kedua, ia mengatakan dalam PPG tidak diadakan perkuliahan melainkan lokakarya. Namun akan tetap ada ujian akhir.
"Jika ada yang masih merasa kurang harus belajar lagi. Kami juga berharap di antara peserta dapat saling bertukar pengalaman karena untuk menjadi guru yang baik adalah yang bisa mengajar dan ada yang diajarkan," katanya.
Ketua Pusat Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Profesi Nonkependidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Edi Purwanto mengatakan PPG di UNY diikuti sebanyak 259 orang dari 11 program studi.
Program studi itu adalah Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan IPA, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Geografi, dan Pendidikan Ekonomi.
"PPG bertujuan untuk mempersiapkan peserta mengikuti lokakarya dan kehidupan berasrama, dan kelak untuk meluaskan tentang pendidikan guru," katanya.
Menurut dia, para peserta akan diberikan materi tentang PPG SM3T, dinamika kelompok, kehidupan asrama, manajemen keuangan, dan kompetensi guru masa depan.
Selama mengikuti PPG di UNY peserta akan tinggal di asrama mahasiswa kampus Wates dan setiap hari akan berangkat ke kampus UNY Karangmalang menggunakan bus UNY.
"Pendidikan berasrama memang menjadi kewajiban bagi peserta PPG SM3T UNY sebagai sarana membentuk pribadi berprestasi, mandiri, dan disiplin sekaligus peka dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang majemuk," katanya.