REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, syarat SNMPTN yang diskriminatif, membatasi anak-anak tuna netra, tuna rungu, dan buta warna untuk mendapatkan akses pendidikan itu berbahaya.
"Ini berbahaya karena jika aturan ini dibiarkan lama-lama SD, SMP, SMA juga membuat aturan yang mendiskriminasi difabel. Makanya aturan semacam itu harus dicabut sekarang," kata Retno di Jakarta, Senin, (10/3).
Sebenarnya, ujar Retno, aturan diskriminatif semacam itu tidak perlu dicantumkan. Misalnya saja jurusan yang membutuhkan kemampuan melihat, anak-anak tuna netra sudah pasti tidak akan memilih jurusan tersebut.
"Dengan adanya aturan yang melarang tuna netra, tuna rungu masuk jurusan tertentu itu melukai. Sebelum mendaftar saja sudah dicegah, padahal mereka juga tidak akan mendaftar jurusan yang mereka kesulitan," kata Retno.