Rabu 18 Jun 2014 12:22 WIB

Mendikbud Hadiri Edutalk Republika

Rep: c87/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh (berdiri) didampingi Pemimpin Redaksi Harian Republika Nasihin Masha (duduk) menghadiri acara Edutalk yang digelar Harian Republika di Pendopo Kemang, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh (berdiri) didampingi Pemimpin Redaksi Harian Republika Nasihin Masha (duduk) menghadiri acara Edutalk yang digelar Harian Republika di Pendopo Kemang, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, menghadiri acara Edutalk yang digelar Harian Republika di Pendopo Kemang, Jakarta, Rabu (18/6). Edutalk itu bertajuk 'Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Industri Kreatif Berbasis IT'.  

Menurut Nuh, industri kreatif sudah menjadi pokok bahasan tanpa perlu didebatkan dalam debat capres-cawapres. Dia sangat mendukung pengembangan industri kreatif untuk memajukan bangsa Indonesia.

Namun, industri kreatif tidak mungkin tumbuh kalau lingkungan tidak memberi dukungan. "Kalau lingkungan tidak mendukung tidak bisa. Sistem harus dibangun untuk mendorong kreativitas," kata Nuh.

Dalam pengembangan indistri kreatif berbasis information technology (IT), menurut Nuh, IT jangan hanya diletakkan sebagai infrastruktur. Namun IT harus diposisikan sebagai suporter untuk mendukung kegiatan pengembangan industri kreatif. 

Selanjutnya, IT diubah menjadi driver untuk menggerakkan industri kreatif. Kemudian IT dijadikan sebagai pengungkit. Sehingga dengan adanya IT semua yang tidak mungkin menjadi mungkin. 

"Yang terakhir,IT harus diperankan sebagai transformer, yang menjadi bagian sebagai proses transformasi berpikir dan budaya kita," terang Nuh.

Dalam sambutannya, Pemimpin Redaksi Harian Republika, Nasihin Masha, mengatakan industri kreatif menjadi tren saat ini. Bahkan krisis di Amerika tidak mempengaruhi industri kreatif di sana. "Indonesia sangat kaya potensi dan kaya budaya sehingga tidak akan kehabisan ide. Industri kreatif tidak butuh modal," kata Nasihin. 

Dia mengatakan mental menjadi kunci mengembangkan industri kreatif. Seperti yang dikembangkan Kemendikbud melalui Kurikulum 2013. "Kita berharap melalui Kurikulum 2013 dan industri kreatif bisa mengubah lanscape Indonesia menjadi bangsa yang berkompetensi dan maju," tambahnya. 

Edutalk tersebut menghadirkan pembicara Vice President Innovation Strategy and Synergy PT Telkom, Syaiful Hidayat, dan Ketua STIMIK AMIKOM, M Suyanto. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement