Jumat 13 Feb 2015 13:50 WIB
Kontroversi Valentine Day

Sekolah di Mataram Dilarang Rayakan Valentina Day

Penjualan pernak-pernik Valentine Day di Solo meningkat.
Foto: Antara
Penjualan pernak-pernik Valentine Day di Solo meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh melarang berbagai bentuk pelaksanaan kegiatan perayaan Valentine Day di sekolah-sekolah di daerah itu untuk mencegah pelajar tidak terjebak hal-hal di luar ketentuan nilai agama serta kearifan lokal.

"Pemerintah kota sudah tegas melarang berbagai kegiatan Valetine Day atau Hari Kasih Sayang pada 14 Februari di sekolah-sekolah," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (13/2).

Larangan itu bahkan telah dibuat dalam betuk imbauan Wali Kota Mataram Nomor 008/13/II/15 tentang pelarangan sekolah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka peringatan hari valentine. Tujuannya, kata dia, untuk mengantisipasi agar para pelajar di daerah ini tidak terjebak hal-hal di luar ketentuan nilai agama dan budaya Indonesia serta kearifan lokal.

Dalam imbauan itu disebutkan, kepada semua sekolah untuk tetap memfokuskan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, terutama menghadapi persiapan ujian sekolah dan ujian nasional yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Selain itu, lanjutnya, memberikan pengarahan kepada siswa bahwa kasih sayang antarsesama tidak hanya perlu diwujudkan setahun sekali, melainkan harus ditumbuhkan setiap saat di sekolah.

Pihak sekolah diminta selalu melakukan pengawasan terhadap kegiatan kesiswaan agar tidak meninggalkan kaidah atau norma yang berlaku, sesuai dengan visi Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya. "Dalam hal ini pemerintah kota mengharapkan semua lapisan masyarakat terutama jajaran pendidik dan para orang tua untuk bekerja sama dalam melakukan pengawasan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram H Sudenom mengatakan, pihaknya telah menyebar imbauan Wali Kota Mataram Nomor 008/13/II/15 ke semua sekolah.

"Imbauan itu disampaikan mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, dan meminta sekolah menyampaikan secara langsung kepada pelajar, dan menempel imbauan tersebut pada tempat strategis di sekolah. Misalnya, di majalah dinding," katanya.

Dari hasil pengamatannya, kata Sudenom, sejauh ini belum ada satu pun sekolah yang akan melakukan kegiatan perayaan hari valentine. "Kami tentu hanya bisa mengawasi sampai pada area sekolah, pengawasan selanjutnya peran orang tua sangat penting agar anak-anak tidak terjebak untuk merayakan hari valentine," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement