Kamis 12 Mar 2015 18:07 WIB

Pengamat: Dikotomi Sekolah Disayangkan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko
Medali Olimpiade Sains Nasional (OSN).
Foto: blogibnuseru.blogspot.com
Medali Olimpiade Sains Nasional (OSN).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamat Pendidikan Kabupaten Semarang, Zainal Abidin menyayangkan masih ada dikotomi antara sekolah Kementerian Agama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebab Undang Undang yang berlaku di negeri ini tidak membeda- bedakan antara sekolah madrasah, sekolah negeri maupun sekolah swasta.

 

Dalam persoalan ini, jelasnya, selain Kemenag Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang seharusnya juga proaktif mengupayakan agar jenjang prestasi siswa MI ini tidak ‘terganjal’.

 

Ia melihat hal ini menjadi sisi ‘buruk rupa’ pendidikan di negeri ini. “Jangan dikira siswa- siswa Madrasah ini kalah dalam prestasi. Setidaknya tiga siswa MI ini telah membuktikannya,” tegas Zainal.

 

Kepala MI Al Bidayah, Desa Candirejo, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Kholid Mawardi mengaku, pihaknya telah mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku dari Kemenag, Kamis Siang.

 

Intinya, ketiga siswa MI yang terganjal mengikuti OSN tingkat Provinsi Jawa Tengah ini diminta berangkat ke Jakarta, sore ini dan dijanjikan bakal dijemput di Stasiun Gambir, Jakarta.

 

Untuk kepastiannya, Petugas yang mengaku staf Kemenag tersebut akan menghubungi kembali. Namun hingga pukul 15.30 WIB pihaknya belum mendapatkan konfirmasi kembali.

 

“Saya juga sudah mengecek ke kepala MI Kalirejo, Ungaran Timur dan MI Wonokasihan, Kecamatan Jambu juga mendapatkan pemberitahuan yang sama. Namun kami belum mengiyakan,” tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement