REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- SMKN 2 Depok ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk bidang Astronomi. Tahun ini, Yogyakarta dipercaya sebagai tuan rumah OSN pada Mei nanti.
"Dengan dipercayanya kami, tentunya ini merupakan sebuah kebanggaan," tutur Kepala Sekolah SMKN 2 Depok, Aragani Midzan Zakaria saat ditemui di kantor kerjanya, Senin (20/4).
Menurutnya, perhelatan OSN sendiri merupakan agenda SMA. Tapi karena agenda tersebut membutuhkan tempat yang memiliki karakteristik tertentu, terpilihlah SMKN 2 Depok. "Ya panitia hanya meminjam tempat saja pada kami," tutur Guru KKPI, Eka Vicianto yang juga menjadi pendamping panitia OSN.
Ia menceritakan, berdasarkan hasil rapat panitia, pembukaan OSN akan diselenggarakan pada tanggal 19 Mei di JEC. Lalu tanggal 20, peserta akan mengerjakan soal dan praktek olimpiade astronomi di SMKN 2 Depok.
Acara akan berlangsung pada pukul 17.30 diiawali oleh briefing di auditorium. Kemudian peserta yang berjumlah 72 orang akan digiring ke lapangan untuk melihat bintang. Setelah pukul 20.00, barulah peserta dibawa ke lab komputer untuk mengerjakan soal.
"Yang menarik dari agenda ini, akan ada malam astronomi untuk umum di area tersendiri. Rencananya akan ada satu teropong yang dihadirkan di sini, dan nanti bisa digunakan untuk melihat Jupiter. Jadi masyarakat umum bisa lihat juga," kata Eka. Selain itu akan ada diskusi pakar astronomi Indonesia di lapangan parkir selatan. Akan turut diundang pula Astronomi Club Jogja.
Eka menjelaskan, pada OSN Astronomi nanti, panitia akan mematikan semua lampu di wilayah sekolah. Kecuali untuk tempat-tempat yang membutuhkan penerangan.
Hal ini dilakukan agar tercipta suasana gelap, sehingga benda langit akan mudah diamati.
Menurut Eka, alasan penunjukan SMKN 2 Depok sebagai tempat pelaksana olimpiade karena sekolah memiliki fasilitas yang menunjang dan berada di pinggir kota. "Kalau di tengah kota terlalu terang," ujarnya.
Eka menyampaikan, awalnya panitia pun tertarik untuk menyelenggarakan olimpiade kebumian di sekolah kejuruan unggulan Sleman itu. Tapi, karena derajat lengkungnya tidak memungkinkan untuk melihat terbenam matahari dengan sempurna, olimpiade kebumian pun dilalsanakan di tempat lain.
"Hingga saat ini persiapan dari kami hanya sekedar menyiaplan komputer yang akan digunakan nanti. Selebihnya, seperti pengadaan alat, panitia yang melakukan," kata Eka.