REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dipotongnya pagu seluruh perjalanan dinas semua kementrian, berimbas juga pada dana perjalanan dinas untuk para arkeolog. Pasalnya para peneliti yang berada di Balai Arkelogi merupakan lembaga di lingkungan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Sehingga pemotongan dana perjalanan dinas oleh pemerintah pusat berpengaruh cukup signifikan bagi penelitian.
Arkeolog di Balai Arkeologi Makassar Budianto Hakim mengatakan, telah mendapat informasi dari Balai Arkeolog Pusat bahwa kegiatan penelitian mereka akan mendapatkan tantangan cukup besar. Hal ini karena program yang mereka susun untuk satu tahun ke depan bakal terkendala masalah dana.
Mengenai rincian berapa pemotongan anggaran perjalanan dinas untuk penelitian. Budianto tidak mengetahui secara jelas. Namun dia memastikan bahwa kegiatan penelitian tahun 2015 tidak akan sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
"Informasi yang kami dapat sudah dipastikan dana perjalanan dinas yang merupakan dana kegiatan peneilitian semakin sedikit. Ini jelas sangat menggangu program penelitian kami sebagai Arkeolog," kata Budianto, Ahad (26/4).
Dia mengumpamakan, dengan dana yang ada di tahun 2014, pihaknya bisa melakukan kegiatan penelitian mencapai 12 kali, dengan satu kali perjalanan mencapai 14 hari. Tapi dengan adanya pemotongan anggaran, perjalanan dinas dimungkinan hanya bisa maksimal 10 kali, dengan asumsi 9-10 hari dalam satu kali perjalanan.
Semakin minimnya perjalanan dinas dan jangka waktu, kata dia, akan membuat penelitian yang tengah dilakukan Budiantodan timnya menjadi terhambat. Padahal baru-baru ini Budianto baru saja menemukan tengkorak kepala manusia purba jenis Austromelanesoid yang hidup sekitar 11.700 hingga 60.000 tahun lalu.