REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan agama di sekolah tidak hanya sebatas pemahaman iman dan norma agama, tetapi juga bagaimana menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. BINUS SCHOOL Simprug mengundang Menteri Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, untuk ceramah dan dialog dengan tema “Kebangsaan dan Karakter Bangsa”.
Acara diorganisir oleh para guru dari Departemen Agama BINUS SCHOOL Simprug, Rabu (6/5). Acara juga dihadiri oleh perwakilan guru agama dari sekolah anggota PYP Dunia, yaitu sekolah-sekolah dari seluruh Indonesia yang menerapkan kurikulum International Baccalaureate – Primary Years Programme (IB-PYP) dalam metode pembelajarannya.
Acara yang diselenggarakan pertama kali ini bertujuan untuk mengetahui visi misi Kabinet Kerja yang baru dilantik Oktober 2014 lalu, khususnya Kementerian Agama terhadap pendidikan agama di sekolah. Adapun sekolah berkurikulum International Baccalaureate, metode pembelajarannya menekankan pada pemahaman konsep dengan wawasan dan pemikiran terbuka, pendidikan agama diberikan dengan mengaitkan nilai-nilai agama dan spiritualitas dengan konteks sosial hidup bermasyarakat dan bernegara.
Dialog dengan Menteri Agama ini juga bertujuan untuk menyelaraskan visi antara pemerintah dan para guru agama dalam mendidik anak Indonesia, khususnya dalam hal spiritualitas, toleransi antar umat beragama dan nasionalisme, demi terciptanya Indonesia yang harmonis.
“Kurikulum IB berpikiran terbuka dan mengembangkan toleransi yang sesuai dengan konteks sosial negara kita dimana Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk. Semoga dialog ini dapat meningkatkan pendidikan spiritualitas religius yang baik di sekolah, para murid memiliki pondasi agama yang kuat dan menambah nasionalisme serta kebanggaan menjadi anak Indonesia di tengah masyarakat global,” ujar Maria V.A. Gosal, Guru Agama BINUS SCHOOL Simprug.
Menteri Agama Lukman hakim Saifuddin mengatakan hasil dialog ini akan digunakan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan seluruh Bimbingan Masyarakat (Bimas) di jajaran Kementerian Agama, dalam membina masing-masing guru agama dengan program pendampingan berdasarkan visi yang sama.