Kamis 28 May 2015 15:04 WIB

Demi Tingkatkan Riset, ISF Butuh Dana Awal Rp 400 Miliar

Rep: c13/ Red: Dwi Murdaningsih
Peneliti sedang melakukan penelitian virus Ebola.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Peneliti sedang melakukan penelitian virus Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dana Ilmu Pengetahuan atau Indonesian Science Fund (ISF) telah diresmikan pada Rabu (27/5) oleh sejumlah pihak termasuk Akademik Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).  Untuk pendanaan awal, AIPI mengaku membutuhkan dana awal berkisar Rp 400 Miliar.

“Untuk dana awal kita butuh Rp 400 Miliar,” ujar Wakil Ketua AIPI, Satryo Brodjonegoro kepada wartawam usai peluncuran ISF tadi malam, Rabu (27/5) di kawasan Tugu Tani, Jakarta.

Seperti diketahui, ISF ini merupakan badan otonom yang menyediakan pendanaan kompetitif bagi ilmuwan dan insinyur Indonesia. Badan ini juga bertujuan untuk membantu mereka melakukan penelitian kelas dunia serta mendukung daya saing bangsa nantinya. Badan ini sendiri akan memperoleh bantuan dari pemerintah Indonesia, Amerika Serikat dan Australia.

Satryo mengaku belu mengetahui jumlah pasti anggaran yang akan diberikan tiga pihak utama tersebut. Namun, kata dia, dana pasti yang dibutuhkan pihaknya di masa awal ini berkisar Rp 400 Miliar.

Menurut Satryo, dua negara tersebut akan memberikan anggaran setelah pemerintah Indonesia menyerahkan anggaran pada ISF. Satryo juga menerangkan, pemerintah akan menyerahkan dana itu melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Satryo menjelaskan pula alasan pihaknya membutuhkan dana sebesar itu. Hal ini, tambahnya, karena pihaknya tidak akan bermain-main melakukan penelitian dan riset. Sebab, kata dia, penelitian yang akan mereka lakukan itu berskala besar dan diharapkan bisa mendapat pengakuan dunia terhadap penemuan Indonesia nantinya.

Untuk para ilmuwan dan peneliti, Satryo juga mengutarakan akan mencari para ahli Indonesia yang berkualitas. Menurutnya, ini dilakukan agar hasil riset mereka pun akan bernilai tinggi dan membawa penelitian Indonesia besar di mata dunia. Dia juga mengungkapkan tujuan dari penelitian mereka ini adalah bisa mendapatkan pengharagaan nobel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement