Selasa 11 Aug 2015 15:13 WIB

400 Siswa Baru di SMAN 3 Filial Depok Terkatung-katung

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Dua dari enam siswa sekolah Filial atau sekolah khusus bagi pekerja anak di Pasar Baru Banjarmasin mengikuti ujian nasional tahun 2011 di SDN Mawar 2 Banjarmasin.
Foto: Antara
Dua dari enam siswa sekolah Filial atau sekolah khusus bagi pekerja anak di Pasar Baru Banjarmasin mengikuti ujian nasional tahun 2011 di SDN Mawar 2 Banjarmasin.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Diperkirakan sebanyak 400 siswa baru nasibnya terkatung-katung di SMAN 3 Filial Depok. Suasana sepi, tidak ada satu pun siswa yang mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah jauh (filial) SMAN 3 itu. Rencananya siswa filial ini akan bersekolah siang dengan menumpang belajar di SD Pemuda Bangsa Depok yang lokasinya tak jauh dari SMAN 3 di Jalan Raden Saleh, Cilodong, Depok.

Bahkan, kabar yang berhembus, para orang tua murid SD Pemuda Bangsa Depok menolak sekolahnya dijadikan tempat belajar para siswa SMAN 3 Filial Depok. ''Saya dengar ada penolakan dari para orang tua murid SD Pemuda Bangsa Depok. Untuk sementara mereka belum bisa sekolah atau masih diliburkan,'' ujar salah seorang guru SD Pemuda Bangsa Depok yang tak bersedia namanya disebutkan saat ditemui Republika, Selasa (11/8).

Belum ada kepastian kapan para siswa itu akan mulai mengikuti KBM di SMAN 3 Filial Depok. ''Tidak tahu kapan mulai belajarnya,'' kata Wakil Kepala Kesiswaan SMAN 3 Depok, Sahid Yunianto.

Menurut Sahid, sampai saat ini proses belajar mengajar di SMAN 3 Filial Depok masih dikelola langsung Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Diutarakan Sahid, di SMAN 3 Depok, para siswa baru sudah mengikuti proses KBM sejak 27 Juli 2015. Awal masuk para siswa baru mengikuti acara halal bi halal dan hari berikutnya mengikuti acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

''Tahun ini kami menerima 324 siswa baru yang dibagi dalam sembilan kelas. Setiap kelas rata-rata diisi 36 siswa,'' jelas Sahid.

Sementara itu, seorang orang tua murid yang tak bersedia menyebutkan namanya mengaku kesal dan kecewa karena telah menggeluarkan uang sebesra Rp 7 juta ke oknum LSM namun anaknya tidak diterima di SMAN 3 Depok dan diarahkan masuk ke SMAN 3 Filial Depok. ''Anak saya hanya sempat dikumpulkan bersama anak-anak yang lain, diberikan pengarahan. Setelah itu belum ada kejelasan lagi kapan mulai belajar,'' tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement