Selasa 26 Jan 2016 20:27 WIB

Arief Rahman Minta Buku Pelajaran tak Bangkitkan Komunisme dan Radikalisme

Rep: C21/ Red: Achmad Syalaby
Arief Rahman.
Foto: Republika/Damanhuri/ca
Arief Rahman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku pelajaran di Indonesia, harus mengarah kepada penguatan Republik Indonesia. Seperti mengedepankan empat hal, yaitu Bhineka Tungga Ika, NKRI, UU 45 dan Pancasila.

Buku pelajaran diminta jangan sampai mengembalikan kekuatan komunisme dan menyebarkan paham radikalisme. "Jangan sampai ada buku yang mengembalikan kekuatan komunisme, sebab terlarang. Jadi kita harus kembali ke pancasila," ujar Pakar Pendidikan, Arief Rahman, Selasa (26/1).

Meski demikian,dia tidak menolak adanya buku komunisme, atheisme ataupun tentang radikalisme. Kalau dikaji secara ilmiah, bukan seperti cerita popular.  Dengan demikian, buku itu tidak menimbulkan sifat radikalisme, bukan malah membangkitkannya. Kata Arief, kalau dibuat secara popular harus dikendalikan cara menulisnya, sehingga jangan sampai memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang. 

Seperti halnya radikalisme tidak hanya persoalan Agama. Misalkan terdapat kata "anak memukul temannya" merupakan suatu kalimat yang identik dengan radikal. 

Mengenai munculnya beberapa buku sekolah ke arah radikalisme, beberapa hari lalu. Arief mengatakan, seharusnya penulis dan penerbit buku harus melihat sesuai perkembangan anak. "Kalau SD materi pelajaran sesuai perkembangannya, SMP, SMA dan mahasiswa beda," tutur dia. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement