Senin 08 Feb 2016 17:33 WIB

Sekolah di Sukabumi Dilarang Gelar Kegiatan Valentine

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Joko Sadewo
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meminta sekolah-sekolah tidak melakukan kegiatan yang berbau valentine. Pasalnya, selama ini Kota Sukabumi terkenal dengan kota santri.

‘’Sekolah diinstruksikan untuk tidak menggelar kegiatan valentine,’’ ujar Fahmi kepada Republika.co.id, Ahad (8/2).

Menurut Fahmi, secara umum wujud rasa kasih sayang dapat ditunjukkan dengan terus bekerja, berkarya, dan berprestasi untuk Sukabumi yang lebih baik. Intinya, kasih sayang diwujudkan dalam hal-hal yang positif bukan sebaliknya.

Sementara itu Disdik Kabupaten Sukabumi telah lebih dahulu mengeluarkan surat edaran larangan perayaan Valentine di kalangan pelajar. Langkah ini diambil untuk menghindari maraknya tindakan negatif.‘’Surat edaran ini ditujukan kepada semua pelajar mulai tingkat SD hingga SMA,’’ ujar Komandan Satgas Penanggulangan Tawuran dan Kenakalan Pelajar sekaligus Kasie Kurikulum dan Kesiswaan SMA/SMK Disdik Kabupaten Sukabumi, Iyus Yusuf Hilmi.

Surat edaran tersebut ditandatagani Sekretaris Disdik Kabupaten Sukabumi Ely Kurnia pada 5 Februari 2016. Dalam surat edaran dari Disdik itu ada empat poin yang disampaikan.

Pertama, guru dan sekolah untuk mengawasi dan menjaga siswa yang ada di sekolah masing-masing agar tidak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan norma sosial, agama dan budaya bangsa. Kedua, melarang kegiatan siswa untuk merayakan hari kasih sayang Valentine atau kegiatan lainnya di luar atau di dalam sekolah, karena itu tidak sesuai dengan karakter bangsa.

Ketiga melakukan komunikasi dengan orang tua siswa untuk selalu mengawasi dan mamantau para siswanya. Keempat menanamkan prilaku dan krakter bangsa disekolah dan seluruh sekolah untuk melaksanakan nilai-nilai luhur yang berlaku dengan lingkungan sekolah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement