Senin 09 May 2016 16:56 WIB

Wagub Minta Peserta UN tak Percaya Bocoran Kunci Jawaban

Red: Achmad Syalaby
Sejumlah siswa tuna netra mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) 2916 dengan huruf braile di Sekolah Luar Biasa Yayasan Anak-anak Tuna (SLB-B YAAT) Klaten, Jawa Tengah, Senin (9/5).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah siswa tuna netra mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) 2916 dengan huruf braile di Sekolah Luar Biasa Yayasan Anak-anak Tuna (SLB-B YAAT) Klaten, Jawa Tengah, Senin (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG — Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengimbau pelajar SMP sederajat yang mengikuti Ujian Nasional (UN) hari pertama untuk tidak percaya pada kunci jawaban yang kemungkinan selalu beredar setiap UN.

"Pengalaman selama ini, kunci jawaban itu biasanya selalu muncul setiap pelaksanaan UN, entah dari mana datangnya. Jangan percaya pada hal itu," katanya saat meninjau pelaksanaan UN hari pertama di SMP 1 Padang dan SMP 25 Padang, Senin (9/5).

Ia juga mengapresiasi antisipasi yang dilakukan sekolah agar tidak terjadi kecurangan saat melaksanakan UN, seperti melarang siswa masuk ruangan sebelum guru pengawas datang, serta pengecekan toilet saat pelaksanaan UN. "Ini bisa meningkatkan integritas pelaksanaan UN," ujarnya.

Terkait UN Berbasis Komputer (UNBK), ia menyebutkan, secara bertahap akan ditingkatkan jumlahnya. "Tahun ini sebenarnya sudah meningkat dari awalnya satu sekolah saja, mejadi enam sekolah. Ke depan tentu didorong untuk peningkatan secara jumlah," tambahnya.

Enam sekolah yang melaksanakan UNBK di Sumbar itu masing-masing di SMP 2 Padangpanjang, SMP 2 Sawahlunto, SMP 1 Payakumbuh, SMP Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh, SMP 2 Sungai Pua, Agam, dan SMP 1 Tanjung Raya, Agam.

Sementara itu Kepala Sekolah SMP 1 Padang, Hakim menerangkan, SMP 1 Padang untuk ujian nasional tahun ini diikuti sebanyak 244 peserta yang terdiri dari 13 ruangan ujian. "Pelaksanaan UN hari pertama ini tidak ada kendala. Semua berjalan lancar," sebutnya.

Antisipasi kecurangan menurutnya dilakukan dengan melarang pelajar masuk ruangan sebelum ujian dimulai dan mengawasi toilet sekolah, tempat yang diduga cukup rawan selama UN berlangsung. "Kami berharap hal ini bisa menjamin kejujuran pelaksanaan UN," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement