REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merekomendasikan kepada orang tua yang mengikuti jalur Mitra Warga di Surabaya agar memasukan anak-anaknya ke Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Terlebih bagi anak-anak yang nilai ujiannya di bawah rata-rata.
Ia merujuk pada data formulir pengajuan penerimaan siswa baru jalur Mitra Warga. Melalui jalur ini, warga miskin di Surabaya bisa mengajukan pendaftaran ke sekolah dalam satu kecamatan dengan tempat tinggalnya, tanpa mengikuti tes masuk. Kuota jalur ini mencapai 5 persen dari total pagu sekolah.
“Yang mengajukan banyak, tapi dari segi kualitas nilainya rendah, disposisinya langsung diarahkan masuk ke SMK,” ucap Risma di sela-sela acara open house hari pertama lebaran di rumah dinasnya, Jl Walikota Mustajab, Surabaya, Rabu (6/7).
Nilai yang rendah tersebut terutama mata pelajaran matematika. Menurutnya, dari semua yang mengajukan jalur Mitra Warga, kebanyakan minta disposisi untuk masuk ke SMA, termasuk SMA negeri favorit. Padahal dari segi nilai masih di bawah rata-rata.
Dikhawatirkan, jika anak-anak ini dimasukkan ke SMA, nantinya akan lulus dengan nilai pas-pasan dan tingkat kompetisinya rendah setelah lulus dari perguruan tinggi. “Sekolah di SMK ini bukan mereka yang tersisih, justru keuntungannya banyak sekali, bisa lanjut kuliah atau bisa langsung kerja,” imbuh Risma.
Oleh sebab itu, Risma berencana membuat program pelatihan matematika bagi anak-anak tersebut. Sebab, pelajaran matematika masih dipelajari di SMA dan SMK.
Selain itu, selama dua tahun ini Pemkot Surabaya telah memberikan beasiswa kuliah D3 untuk lulusan sekolah vokasional (SMK) agar cepat diserap lapangan kerja. Beasiswa tersebut terutama untuk jurusan yang cepat diserap sebagai tenaga kerja. Sambil kuliah, para peraih beasiswa ini juga mendapat pelatihan, serta untuk jurusan tertentu dapat magang di lingkungan Pemkot Surabaya. “Sehingga selesai kuliah mereka sudah siap kerja,” ujarnya.