REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemko PMK) meminta pengembangan pendidikan di Indonesia sesuai dengan karakter bangsa.
"Diperlukan perubahan cara pikir, cara kerja dan cara hidup untuk membangun pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang berkemajuan berlandaskan Pancasila," kata Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK, Agus Sartono dalam acara Penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 207 di Pusdiklat Kemdikbud, Jumat (27/1) lalu.
Ia menjelaskan, RRNPK membahas berbagai hal, khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti, upaya peningkatan pemerataan layanan pendidikan, peningkatan daya saing, penguatan tata kelola, hingga penguatan pendidikan karakter bangsa berlandaskan Pancasila.
Agus menyebut, Indonesia menghadapi tantangan terkait peningkatan kualitas SDM, khususnya pendidikan karakter bangsa. Ia menegaskan, karenanya pendidikan merupakan syarat utama dalam membangun karakter, corak dankebudayaan bangsa.
Agus meminta, hal itu menjadi semangat Revolusi Mental yang terdiri dari Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri dan Gerakan Indonesia Bersatu. Menurutnya, revolusi mental di dunia pendidikan harus tercermin pada perubahan sistem secara menyeluruh, meliputi, perubahan perilaku personel, siswa didik, metode pembelajaran dan kelembagaannya. Tujuannya untuk membangun karakter bangsa Indonesia berlandaskan Pancasila.
"Acara ini dapat menjadi pelopor Gerakan Revolusi Mental, sebagai agen perubahan untuk melaksanakan aksi nyata sehingga terjadi perubahan cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku, dan cara kerja yang dapat membangun kemajuan Indonesia berlandaskan Pancasila," tuturnya.