Sabtu 29 Apr 2017 02:36 WIB

7 Guru dari Wilayah 3T Mendapat Apresiasi Kemendikbud

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Guru sedang mengajar/ilustrasi
Guru sedang mengajar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memberikan apresiasi pada tujuh guru dari berbagai wilayah terdepan, tertinggal, terluar (3T) saat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). "Guru yang dapat apresiasi dari Sabang sampai Merauke," kata Direktur Sejarah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Triana Wulandari di Kemendikbud, Jakarta, Jumat (28/4).

Ia menjelaskan, penghargaan itu diberikan salah satunya karena perjuangannya mengabdi di daerah 3T. Berdasarkan data Kemendikbud, guru yang mendapatkan penghargaan itu masing-masing adalah guru SMPN 2 Satu Atap Batang Alai Timur, Kabupaten Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Subehan. Kedua, guru SMPN 2 Rote barat Daya, kabupaten Rote Ndao, NTT, Abdul Hamid. Ia merupakan pria asal Ngawi, Jawa Tengah yang sengaja hijrah untuk mengandi di Kabupaten Rote Ndao.

Ketiga, guru SMAN 1 Palmatan, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau, Wahyu Tero Promadona. Keempat, guru SMAN 1 Balikpapan, Kalimantan Timur, Dayang Suriani. Dayang juga masuk dalam jajaran 50 besar guru top dunia dalam ajang Internasional Global Teacher Prize (GTP) di Dubai yang digelar UNESCO.

Kelima, guru SDN Ulee Paya, Pulo Aceh, Ismail. Keenam, guru SMAN 2 Talibu Utara, Kabupaten Pulau Talibu, Maluku Utara, Domini Lajawara. Ketujuh, guru SDN Pranten 3 Kabupaten Batang, Yumrotul Musyaropah.

Triana menjelaskan, Ditjen Kebudayaan sengaja memilih guru yang mengajar di daerah 3T. Alasannya, pemerintah tak bisa menyentuh banyak daerah secara langsung. Sehingga, ia menyebut, penghargaan itu sebagai pengganti atas dedikasi yang istimewa.

Triana mengatakan, mengajar di daerah 3T, tidak sekadar guru yang punya pengetahuan luar biasa. Namun, mereka sesuai dengan pengajaran yang pernah dilakukan Ki Hajar Dewantara. "Disebarkan meluas dan merata," ujar dia. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement