Rabu 11 Apr 2018 17:17 WIB

Belajar Mengenal Musim Menggunakan Congklak

Tujuan membuat Dakosim agar siswa mampu mencirikan kondisi lingkungan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Permainan dakon atau congklak yang dijadikan media pengenalan musim oleh mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Foto: Dokumentasi
Permainan dakon atau congklak yang dijadikan media pengenalan musim oleh mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat media pembelajaran mengenal musim menggunakan congklak atau di Jawa disebut Dakon. Media itu disebut Dakon Pembagian Musim (Dakosim).

Musim merupakan salah satu pembagian utama tahun, yang biasanya berdasarkan bentuk iklim yang luas. Biasanya, satu tahun terbagi menjadi empat musim yaitu semi, panas, gugur dan musim dingin. Tapi, di Indonesia karena terletak di daerah tropis, musim hanya dibagi menjadi dua yaitu hujan dan kemarau. Itu merupakan salah satu materi pelajaran untuk sekolah dasar bertema ekosistem, bumi dan musimnya, yang diajarkan di Kelas VI.

Maharani Dwi, Redita Adriyani, Hana Jihan, Ihti Syamudin, Diah Cipto dan Nuril Alfi, membuat Dakosim dengan tujuan siswa mampu mencirikan kondisi lingkungan pada suatu musim tertentu. Sekaligus, membuat cerita suatu kondisi dengan mandiri. Maharani Dwi mengatakan, dalam media yang mereka buat disampaikan keterangan teori dua musim yang ada di Indonesia. Termasuk, perbedaannya dengan empat musim di negara-negara belahan utara bumi.

"Di antaranya karena letak Indonesia yang berada di ekuator antara 23,5 derajat lintang utara dan selatan," kata Maharani di Gedung UPP II PGSD UNY Bantul.

Sedangkan, di belahan bumi utara dan selatan terdiri dari empat musim yaitu panas, gugur, semi dan dingin. Redita Adriyani menambahkan, selain teori musim turut disampaikan pembelajaran musim kemarau dan penghujan di Indonesia dan dampaknya.

"Agar siswa dapat siap-siaga menanggulangi dampak kedua musim tersebut," uajr Redita.

Menurut Hana Jihan, permainan Dakosim sama seperti permainan congklak umumnya. Bahan yang digunakan seperti karton, tempurung kelapa, batu dan gabus, yang dimainkan secara berkelompok (dua kelompok) masing-masing lima orang.

 

photo
Permainan dakon atau congklak yang dijadikan media pengenalan musim oleh mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). (Dokumentasi)

Dakosim dimainkan secara bergantian oleh tiap-tiap anggota kelompok tersebut. Setiap satu kali putaran dimainkaan oleh satu anggota kelompok dan begitu seterusnya hingga permainan diganti kelompok lawan.

"Jika berhenti pada lubang yang berisikan ayo belajar, anak itu harus mengambil kartu soal yang sudah disediakan. Namun, ketika anak itu berhenti pada lubang yang bertuliskan bernyanyi dan menari, anak itu harus menyanyi dan menari," kata Hana.

Jika ada kelompok yang mendapat kartu pertanyaan dan mampu menjawab benar, kelompok itu akan mendapatkan bintang. Kelompok dinyatakan menang ketika dapat mengumpulkan biji dan bintang terbanyak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement