Rabu 10 Oct 2018 19:38 WIB

UNBK Madrasah Ibtidaiyah Kota Malang Terkendala Komputer

Simulasi masih menggunakan hp

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 52 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Malang ditargetkan untuk beralih ke Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di tahun mendatang. Namun sayangnya, target tersebut masih terkendala dengan kurangnya sarana dan prasarana.

"Tahun ini rencananya akan beralih dari Paper Base Test menjadi UNBK Computer Base Test. Tetapi, dalam hal ini kami masih kekurangan komputer sehingga saat ini simulasi masih menggunakan HP (gawai)," kata Perwakilan Kelompok Kerja Kepala Madrasah Ibtidaiyah (K3MI) Huzaini saat mengadakan audiensi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Malang di Balaikota Malang, Rabu (10/10).

Melihat fakta ini, Huzaini berharap, Pemkot Malang dapat memberikan bantuan kepada 52 MI di Kota Malang. Dalam hal ini bantuan berupa komputer di 50 MI berstatus swasta dan dua sekolah negeri.

Tak hanya itu, K3MI juga menyampaikan masalah kesejahteraan guru khususnya di Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang belum tersertifikasi sehingga honor di bawah rata-rata. Sarana prasarana (Sarpras) yang masih minim juga menjadi suatu masalah yang belum terselesaikan hingga kini. Untuk itu, pihaknya mendorong walikota segera menyiapkan payung hukum berupa Perwali atau Perda.

"Ini untuk mengembangkan pendidikan di kota Malang agar dengan adanya pendidikan yang maju di kota Malang, kota Malang tetap menjadi kota yang bermartabat," tegas Huzaini.

Di kesempatan tersebut, Walikota Malang, Sutiaji mengungkapkan, solusi penambahan komputer untuk UNBK belum bisa diajukan tahun ini, tapi di 2019. Dalam hal ini, pelaksanaan UNBK harus melalui pembuatan proposal pengajuan pengadaan sarana dan prasarana penunjang UNBK. Sutiaji juga mengupayakan agar pihaknya memiliki inovasi untuk pelaksanaan UNBK seperti melalui CSR.

Selain itu, Pemkot Malang juga mengusahakan agar dapat menyamakan taraf antara SD dengan MI di kota Malang. Apalagi, dia melanjutkan, madrasah mempunyai sisi lebih daripada yang lain. Untuk itu, dia sangat mendorong agar SD dan MI sama-sama berupaya agar menjadi lebih baik lagi ke depannya.

"Ayo berlomba-lomba dalam kebaikan bersama. Tren dunia kerja pada saat ini tidak hanya mencari orang yang pandai, tetapi juga orang yang benar. Karena pintar saja bisa belajar melalui IT, tapi orang yang jujur akan lebih dicari. Nah, inilah salah satu tugas dari madrasah untuk membentuk kepribadian yang baik," jelas Sutiaji.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement