REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Literasi (membaca, menulis dan menyimak) perlu dibiasakan di sekolah. Tidak hanya murid yang perlu didorong menekuni literasi.
“Guru pun perlu perlu aktif membaca dan menulis,” kata Wakil Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Bosowa School, Sudirman, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/2).
Ia menambahkan, literasi sudah menjadi pembiasaan baik di Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI). “Hal ini terbukti dengan penghargaan yang diraih SMP Bina Insani sebagai Sekolah Inspiratif Tingkat Jawa Barat pada tahun 2017,” ujarnya.
Selain itu, salah satu kriteria kenaikan kelas dan kelulusan di sekolah ini adalah dengan mewajibkan setiap siswanya untuk membaca minimal enam buku dalam setahun. “Rinciannya, buku sahabat Nabi (dua judul), buku bahasa Inggris (satu judul), buku bebas (tiga judul), dan bonusnya membaca cerita berbahasa Sunda,” tuturnya.
Sudirman mengemukakan, tidak hanya siswa saja yang harus membaca dan mereview buku. Hal ini pun berlaku pada semua guru di Sekolah Bosowa Bina Insani. Para guru juga diwajibkan untuk membaca dan mereview buku. Jumlahnya minimal 12 judul dalam setahun.
Rinciannya adalah buku penunjang pendidikan (lima judul), buku agama (sejarah nabi/sahabat nabi, dan buku tema tentang agama) sebanyak lima judul, dan buku penunjang hobi (dua judul). “Selain itu, bagi guru ada tambahan kegiatan lagi, yaitu mempresentasikan buku yang telah dibacanya,” kata Sudirman.
Pada Jumat (25/1), terpilih tiga orang guru, baik dari program regular maupun internasional, untuk mempresentasikan buku yang telah mereka baca. Ketiga guru itu adalah Isak Suratman SAg, MPdI, Dra Eni Ratna, dan Anissa Yuliani Devi SPd.
Mereka mempresentasikan hasil bacaannya di hadapan Sudirman; Manajer Pengembangan Akademik dan Kurikulum SBBI, Lies Rahmawati SSos, MPd; Manajer Student Affair, Ir Fatchul Jannah MPd; dan Manajer Islamic Studies, Asep Sumarsana SAg. “Kegiatan presentasi buku ini kami agendakan digelar setiap bulan,” kata Sudirman.
Ikuti Whatsapp Channel Republika