REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – SMP Bosowa Bina Insani menggelar rapat kerja (raker) tahun 2020. Kegiatan itu diadakan di SMP Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, 2 dan 3 Januari 2020.
Raker tersebut dibuka oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Bosowa School, Eko Aryanto. Peserta raker 50 orang.
Mereka adalah guru SMP Bosowa Bina Insani, serta staf dan pengurus Yayasan Bosowa Bina Insani. “Raker ini bertujuan membangun percaya diri pendidik dan tenaga pendidik,” kata Kepala SMP Bosowa Bina Insani, Haposan Andy dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, materi yang dibahas dalam raker tersebut adalah metode pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT). “Melalui metode BCCT, kami berupaya merancang metode dan program belajar sesuai kebuhan siswa,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tujuan metode pembelajaran BCCT, antara lain, pertama, merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (multiple inteligent) melalui bermain yang terarah. Kedua, menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghapal).
“Setelah mengikuti raker ini, diharapkan para guru mengenal potensi peserta didik melalui metode pembelajaran BCCT,” ujarnya.
Haposan Andy mengemukakan, pelatihan itu sangat penting bagi para guru SMP Bosowa Bina Insani. “Kunci utama guru dalam bekerja adalah membangun team work harus tetap solid, terus dan mengambil perannya sebagai pendidik yang siap dan mampu mencetak generasi emas dan mencintai pekerjaannya, serta ikhlas tanpa batas,” tuturnya.
Suasana rapat kerja (raker) SMP Bosowa Bina Insani tahun 2020.
Ia menjelaskan, banyak orang bisa merancang dan mengendalikan suksesnya diri sendiri karena benih-benih atau jurus sukses sudah mereka kuasai. “Tapi kita butuh kehadiran mitra yang menyeimbangkan dan bisa saling mengisi. Keadiran mereka akan menyuntikkan energi lebih dalam berkolaborasi. Sayangnya, kadang diri kita tidak terlalu mengenali energi dahsyat yang bisa diolah menjadi sesuatu yang mendobrak semangat tim,” ujarnya.
Kehadiran teman bicara yang pas bisa menstimulasi lahirnya kepekaan itu. “Oleh sebab itu tim Harus saling terus mendengar dan menghargai dalam melakukan kolaborasi kerja,” paparnya.
Menurutnya, sebagai pendidik, tugas seorang guru bukan hanya memberikan transformasi pengetahuan kepada siswa. Tidak kalah pentingnya, bagaimana siswa dapat menemukan konsep belajar pengetahuan yang sesuai tahap perkembangannya. “Sebab, setiap siswa memiliki potensi keistimewaan yang luar biasa,” ujarnya.
Andy mengutip istilah Bukik Setiawan, “Pendidikan bukanlah mengubah beragam keistimewaan anak menjadi seragam, melainkan menstimulasi anak untuk menjadi dirinya sendiri. Pendidikan bukanlah proses memberi tekanan dari luar, melainkan menumbuhkan keistimewaan dalam diri anak.”