Rabu 22 May 2019 07:00 WIB

Mahasiswa Didorong Jadi Pengusaha dan Profesional

Kemenristekdikti dorong mahasiswa jadi pengusaha dan tenaga kerja profesional.

Menristekdikti Mohamad Nasir berbicara saat menghadiri peresmian Artificial Intelegence (AI) di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Kamis (28/3/19) .
Foto: Antara/Kahfie Kamaru
Menristekdikti Mohamad Nasir berbicara saat menghadiri peresmian Artificial Intelegence (AI) di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Kamis (28/3/19) .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendorong mahasiswa untuk menjadi pencipta lapangan pekerja atau pengusaha. Kementerian juga memotivasi mahasiswa agar menjadi tenaga kerja terampil serta profesional agar siap berkontribusi positif bagi pembangunan kemajuan Indonesia.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045 diperlukan penguatan sumber daya manusia dan peningkatan keterampilan dan kompetensi. Dengan begitu, generasi itu mampu berdaya saing, menciptakan lapangan kerja, menjadi sumber tenaga kerja profesional, dan mampu melahirkan berbagai inovasi dan terobosan.

Dia mengatakan, pendidikan vokasi menjadi penting untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan dan keterampilan siap pakai bagi masa depan mereka. Dalam peningkatan keterampilan mahasiswa, maka pendidikan dengan praktik langsung di lapangan menjadi kunci.

Kemenristekdikti menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan dan pendidikan secara nyata kepada mahasiswa untuk membekali mereka menjadi lulusan yang berkualitas. Salah satu kerja sama yang didorong adalah dengan pihak Taiwan melalui pendidikan vokasi mahasiswa dengan skema dua tahun di Taiwan dan dua tahun di Indonesia. Mahasiswa langsung mendapatkan dan mempraktikkan ilmu secara nyata di dunia usaha atau industri.

"Kalau keterampilan makin baik dan dia bisa diterima di industri karena dia praktik di industri di sana, itu berarti dia lulus siap untuk bekerja. Kalau sumber daya kita siap, untuk itu di tahun 2045 tenaga kerja sudah siap," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa malam.

Nasir menuturkan, bonus demografi Indonesia harus dipersiapkan dengan optimal agar menjadi generasi yang terampil, cerdas, profesional, dan berdaya saing sehingga akan menjadi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi bangsa. Jika tidak dipersiapkan dan dimanfaatkan dengan baik, maka bonus demografi dengan jumlah manusia produktif yang lebih mendominasi akan menjadi beban bagi ekonomi bangsa.

Dia menuturkan perguruan tinggi juga harus mengajarkan mahasiswa tentang keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan ke depan sehingga ada modifikasi pada kurikulum tentang kebutuhan industri dan kemampuan akademik agar lulusan perguruan tinggi siap masuk dunia kerja dan dunia usaha. Perguruan tinggi juga memegang peranan untuk melatih mahasiswa untuk dua sasaran, yakni menjadikan mereka sebagai pencipta lapangan kerja atau pengusaha, atau menjadi pencari kerja profesional.

"Ini perlu ada suatu perubahan-perubahan kurikulum, laboratorium, sistem pembelajarannya harus diubah, pendekatan antara praktik dan teori harus kita imbangkan, 'outcome-nya (hasil) nanti pada kompetensi," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement