REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Den Haag dan Yayasan Pendidikan Heka Leka yang berbasis di Kota Ambon menggelar seminar pendidikan. Acara tersebut bertajuk 'Seminar Pendidikan Gerakan Bersama untuk Maluku Cerdas'. Acara dihadiri oleh sekitar 60 orang dari komunitas Maluku di Belanda.
Duta Besar RI Den Haag, I Gusti Agung Wesaka Puja menyampaikan, pendidikan merupakan salah satu prioritas utama pemerintah. Presiden Joko Widodo memiliki ambisi untuk mencapai 'World Class Education' pada tahun 2025, Rabu (3/7).
"Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan program-program seperti, Kartu Indonesia Pintar, alokasi 20 persen anggaran pembangunan untuk pendidikan, dan pembangunan infrastruktur untuk akses internet di berbagai daerah," kata Puja kepada Republika.co.id melalui keterangan tertulis.
Puja menambahkan, seminar tersebut merupakan upaya penguatan interaksi orang per orang (people-to-people). Khususnya antara komunitas Maluku di Indonesia dengan komunitas Maluku di Belanda. Ia berharap, dengan adanya seminar itu, kolaborasi kedua negara menjadi semakin baik.
"Seminar ini guna memperjuangkan akses dan kualitas pendidikan anak-anak Maluku. Sebagaimana tertuang dalam lirik lagu 'Maluku Tanah Pusaka'," ujarnya.
Sementara itu, Pendiri Heka Leka, Stanley Ferdinandus menyampaikan, pihaknya telah berjuang untuk memperluas akses pendidikan bagi anak Maluku.
"Beberapa program andalan Heka Leka antara lain Maluku Reading Movement, Capacity Building for Teachers, dan Maluku Education Festivals," ucapnya.
Tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut, Mary Tupan dari Yayasan ECHO (Expertise Centre for Diversity Policy). Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Ambon,Fahmi Sallatalohy, Kepala Sekolah SMA Kristen YPKPM Ambon, Elonamayo Laturiuw.