REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) Yogyakarta, Darmaningtyas mengatakan saat ini memang banyak sekolah yang dibangun dengan kualitas yang tidak baik.
"Jadi saya kira wajar kalau kemudian roboh. Jadi banyak bangunan yang mungkin hanya dirancang 25-30 tahun. Setelah itu tidak ada pemeliharaan ya tentu saja roboh," kata Darmaningtyas pada Republika, Selasa (5/11).
Pembangunan-pembangunan sekolah tersebut selama ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Dibangunnya sekolah bisa jadi melalui dana inpres atau melalui dana rehab tahunan. Hal tersebut bisa menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas bangunan sekolah.
Ia beranggapan, berpindahnya wewenang rehabilitasi ke Kementerian PUPR merupakan langkah yang tepat. "Karena sejak dulu, SMP, SMA, dan SMK yang dibangun PUPR kualitasnya itu bangunannya lebih baik dibandingkan pemerintah daerah," kata dia lagi.
Ia pun mengatakan, dalam waktu dekat Kemen-PUPR harus melakukan inventarisasi gedung-gedung sekolah. "Bukan hanya SD, tapi juga SMA, SMK yang sudah uzur, dan belum. Yang sudah uzur mendapat prioritas untuk direhab, jadi sebelum melakukan pembangunan lakukan dulu inventarisasi atas bangunan-bangunan gedung sekolah," kata Darmaningtyas.