Kamis 23 Jun 2011 15:31 WIB

Tepung untuk Balita Anemia Karya Tim UGM Menangi Student Competition IFT 2011

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Mahasiswa Fakultas Tehnologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi pemenang kedua student competition Institute of Food Technologi (IFT) Amerika Serikat pertengahan Juni 2011 lalu.

Tim UGM yang terdiri atas lima mahasiswa ini mengajukan hasil penelitian berupa produk makanan bagi balita yang mengalami anemia. Selain UGM tim dari Indonesia yaitu dari Universitas Brawijaya berhasil menjadi pemenang di ajang tersebut. Sedangkan tim dari India menjadi juara ketiga.

Kelima mahasiswa FTP UGM tersebut adalah Gaung Ranggatama, Afni Fitriana, Haritza Setya, Afelia Indriani dan Aprilita Kusumawardani. Mereka mahasiswa semester 8 Jurusan Technologi Pangan Hasil Pertanian FTP UGM.

Menurut Aprilita, November 2010 lalu pihaknya mengirimkan proposal terkait penelitian tersebut ke tim IFT AS.  "Pada Februari 2011 lalu kami memperoleh kabar bahwa proposal yang kami ajukan masuk ke final bersama 34 proposal lain se dunia," paparnya di UGM, Kamis (23/6).

Sebagian besar peserta kegiatan tersebut menurutnya adalah mahasiswa S2 dan S3.  IFT mengadakan lomba tentang  developing solution for developing country, yaitu penanganan masalah kesehatan terutama bagi anak-anak di negara berkembang di dunia.

Berdasarkan tema tersebut kata dia, pihaknya kemudian melakukan riset tentang bagaimana mengatasi anemia (kekurangan darah) pada anak-anak balita (bayi dibawah usia lima tahun). "Ini kita pilih karena berdasarkan laporan eksehatan dari perkumpulan dokter ternyata kasus anemia pada balita di Indonesia mencapai 27,7 persen/tahun,'' kata Aprilita.

Dari dasar itulah, pihaknya kemudian melakukan beberapa riset dan akhirnya menemukan sebuah formulasi khusus perpaduan dari beberapa bahan makanan lokal Indonesia yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi bahan pangan yang siap saji bagi balita penderita anemia di Indonesia. Para mahasiswa UGM ini membuat campuran dari beras parboiled (tidak disosoh bersih), kedelai, minyak kedelai, minyak kelapa sawit dan gula menjadi sebuah tepung siap saji.

Menurut Aprilita, beras parboiled kandungan zat besinya 40 peren lebih tinggi dibandingkan beras biasa. "Beras biasa biasanya disosoh bersih hingga kulit arinya (ketam) hilang. Padahal itu mengandung zat besi tinggi. Tetapi beras parboiled kulit arinya masih tersisa sedikit sehingga warnanya tidak putih tetapi agak kecoklatan," tegasnya.

Selain beras parboiled, dipilih kedelai varietas Grobogan karena varietas ini memiliki kadar protein 40 persen lebih tinggi dari kedelai lainnya. Beras parboiled ini dikukus terlebih dahulu lalu dikeringkan. Setelah itu digiling menjadi tepung.

Kedelai sendiri kata dia, direbus dan dibuat bubur kemudian dicampur tepung beras tadi sedemikian rupa ditambah bekatul sedikit dan dicampur dengan minyak kedelai, dan minyak sawit serta gula melalui komposisi tertentu.

Campuran ini kata Aprilita, kemudian dikeringkan hingga membentuk padatan. "Padatan ini kemudian kita hancurkan dan kita kemas sedemikian rupa sehingga menjadi tepung siap saji bagi balita yang menderita anemia," tambahnya.

Menurut Gaung Rangatama, kebutuhan zat besi setiap balita itu sebanyak 8 miligram/hari. Tepung siap saji yang dibuat timnya tersebut mengandung 50 persen zat besi, 55 persen protein dan 30 persen kalori untuk setiap 74 gram penyajian. '' Produk sangat bermanfaat dan aman bagi para balita di Indonesia. Pembuatannya juga mudah karena tinggal diseduh air panas lalu diberikan pada balita," terangnya.

Meski berpotensi secara industri, namun pihaknya belum berencana memproduksi hasil karya mereka tersebut secara masal. Apalagi hasil riset mereka tersebut belum memiliki hak paten. Tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan dunia industri terkait hasil penelitia mereka itu.

"Kami optimistis dibandingkan produk sejenis yang sudah dikomersialkan, produk kami ini kadar zat besi dan proteinnya cukup tinggi. Protein sangat berguna membentuk hemoglobin dan zat besi jelas berfungi menambah darah juga," kata Gaung.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement