REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Selama ini masyarakat Indonesia termasuk di Jawa pada khususnya hanya mengkonsumsi buah nangka semata, sedangkan biji nangkanya atau sering disebut beton lebih banyak di buang begitu saja. Ada sebagian yang memanfaatkannya untuk bahan makanan lain, tetapi prosentasenya sangat kecil.
Padahal buah nangka di Indonesia banyak ditemukan dimana-mana. Alhasil banyak juga biji buah nangka yang hanya dibuang begitu saja oleh pemiliknya setelah buahnya dikonsumsi. Melihat kenyataan itu muncul ide brilian dari tiga mahasiswi Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk mengolah beton tersebut menjadi produk makanan yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi.
Setelah melalui beberapa kali penelitian labolatorium dan penelitian akademis, tiga mahasiswi UNY yang bernama Daniswara Rindi Citrapancayudha, Septiana Widiastuti dan Yuni Anita Sari berhasil mengolah beton tersebut menjadi yogurt yang enak. "Beton ini mengandung nilai gizi tinggi, tetapi di masyarakat kita hanya dibuang menjadi limbah saja, jarang yang memanfaatkannya. Karena itu kita berusaha mengolahnya menjadi produk makanan yang menarik hingga kita hasilkan yogurt ini," papar Rindi, Kamis (10/3).
Berdasarkan data ilmiah, kata dia, menurut Direktorat Gizi Kementrian Kesehatan, sebuah beton memiliki kandungan gizi tinggi. Pasalnya, setiap 100 gram biji nangka itu terdapat zat besi 200 miligram (mg), vitamin B1 0,20 mg, kalori 165 kal, protein 4,2 gram, lemak 0,1 mg, karbohidrat 36,7 mg, kalsium 33,0 mg, fospor 1,0 mg, vitamin C 10 mg dan air 56,7 gram.
Menurut, Yuni Anita Sari mengatakan mereka membuat yoghurt dari biji nangka ini berdasarkan pengalaman pembuatan soygurt, yaitu yoghurt dari kedelai yang dulu pernah mereka lakukan. "Pemikiran ini didasari oleh kandungan protein dari biji nangka yang cukup tinggi, seperti yang terdapat pada susu sapi, serta kandungan karbohidrat yang juga cukup tinggi sebagai bahan dasar pembuatan asam laktat pada yogurt dan soygurt," terangnya.
Diakuinya, Yogurt adalah suatu minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. "Bakteri ini adalah bakteri asam laktat yang mengubah laktosa dari susu biasa menjadi asam laktat dimana keasaman dari susu yang di fermentasi pada umumnya cukup untuk mencegah kerusakan oleh bakteri proteolitik yang tidak tahan asam. Yogurt umumnya disajikan dengan menambah terlebih dahulu campuran lain seperti gula, sirup ataupun kopi," tambahnya.
Cara membuat Yogurt dari biji nangka sendiri menurutnya cukup mudah. Pertama, tutur dia, dibuat susu biji nangka dengan cara merebus biji nangka dalam waktu 10 menit, hingga sedikit empuk. "Namun jangan sampai mendidih karena dapat merusak protein yang ada dalam biji nangka," terang Rindi.
Setelah itu, paparnya, kulit biji nangka dikupas dan diblender sampai halus dengan mencampurkan air dengan perbandingan 1:1. Setelah halus, hasil blenderan kemudian disaring, agar kotoran tidak ikut. Setelah itu, susu biji nangka di pasteurisasi dalam suhu 65-85 derajat Celcius minimal tiga kali. Pemanasan ini dihindari sampai mendidih agar tidak merusak protein yang ada di dalamnya.
Setelah pasteurisasi selesai, susu didinginkan sampai suhu kamar (40 derajat Celcius) sambil ditambah gula dan perisa sesuai selera. Kemudian diaduk sampai merata. Setelah suhu turun masukkan plain yogurt dengan perbandingan 1:5 sambil diaduk hingga merata. Setelah plain yogurt tercampur secara merata, adonan dimasukkan ke dalam cup berukuran 100 ml sampai penuh. Lalu ditutup sampai rapat agar fermentasi berlangsung secara sempurna.
"Inilah hasilnya, yogurt enak dari biji nangka," terang Yuni sambil menunjukkan yogurt buatannya. Produk Yogurt biji nangka ini, lanjut dia, akan terus dikembangkan dan mereka bermimpi bisa membuat sebuah produk massal untuk dijual bebas di pasaran.