Jumat 07 Sep 2018 13:07 WIB

Hanura: Rupiah Lebih Baik dari Negara Lain

Pemerintah diminta tetap waspada dengan gonjang-ganjing ekonomi saat ini.

Rep: Mabruroh/Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Foto: Rivan Awal Lingga/Antara
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan. Nilai rupiah kini sudah mendekati angka Rp 15 ribu per dolar AS.

Wakil Ketua Umum Partai Hanura, I Gede Pasek mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih lebih baik bila dibandingkan negara lain. Menurutnya posisi mata uang negara lain terhadap dolar, posisi rupiah masih lebih baik.

"Sebenarnya kalau melihat posisi mata uang berbagai negara terhadap dolar, posisi rupiah masih lebih baik," kata I Gede melalui pesan singkat pada Republika.co.id, Jumat (7/9).

Baca juga,  Rupiah, Mata Uang Berkinerja Terburuk Kedua di Asia.

Kendati demikian menurut I Gede, Indonesia tetap harus waspada jangan sampai lengah yang justru memperparah kondisi ekonomi yang sedang goyang ini. Selain itu, kata ia, dibutuhkan kebersamaan dan semangat gotong royong dalam menghadapi ancaman goncangan ekonomi ini. "Jiwa kenegarawanan perlu tetap dikedepankan dengan membuat ketenangan dalam menghadapi resesi ini," tuturnya

Ia menyarankan untuk menggalang gerakan mencintai serta membeli produk dalam negeri. Selain itu juga mengurangi belanja produk impor. Gerakan-gerakan ini harus dilakukan secara massif.

Adapun mengenai gerakan cinta rupiah yang sempat dilakukan Indonesia pada saat krisis 1998 lalu, menurutnya bisa juga dilakukan. Hanya saja gerakan cinta rupiah terbatas untuk membangun optimisme masyarakat bukan menyelesaikan kemerosotan ekonomi yang terjadi.

"Kalau bicara relasi internasional maka lebih efektif justru dengan gerakan kurangi impor maksimalkan konsumsi produk dalam negeri dan tingkatkan ekspor. Ini gerakan taktis untuk mengantisipasi gejolak resesi dunia," jelasnya.

Venezuela kini telah bangkrut di ujung kebangkrutan. Sementara Argentina dan Turki sudah dalam ambang batas posisi yang sulit.

Secara terpisah, Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang menghadapi kondisi lemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS. Sebab menurutnya, kondisi tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain seperti Argentina, Turki, Thailand, dan Malaysia.

"Pemerintah bisa meng-handle, masalah ini bukan hanya dihadapi oleh pemerintah Indonesia, tapi juga semua negara, hampir mengalami kendala yang sama. Bahkan penurunan rupiah ini masih kecil dibandingkan Argentina, Turki, bahkan dengan negara tetangga Thailand dan Malaysia ini kita masih oke," tutur dia, Kamis (6/9).
 
Namun, lanjut Raja, bukan berarti pemerintah Indonesia abai terhadap persoalan itu. "Bukan berarti kita abai tapi justru kondisi kita masih oke masih baik, masih bisa menghadapi persoalan ini dengan baik," kata dia.
 
 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement