REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (16/1/2024) pagi turun 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp 16.025 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.009 per dolar AS.
"Dari domestik, data utang luar negeri dan neraca akan rilis siang ini yang diperkirakan masih akan surplus dengan tren menurun," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Rully menuturkan surplus neraca perdagangan diperkirakan sebesar 2 miliar hingga 2,2 miliar dolar AS pada November 2024, lebih rendah dibanding Oktober 2024 yang sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Sementara itu, pengamat mengatakan, anjloknya rupiah ke level tersebut lantaran diantaranya tekanan ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, nilai tukar mata uang rupiah melemah 64 poin atau 0,40 persen menjadi Rp 16.008,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (13/12/2024).
Pada perdagangan sebelumnya, mata uang Garuda berada di level Rp 15.944 per dolar AS. "Bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), pasar menjadi semakin tidak yakin atas rencana jangka panjangnya untuk suku bunga, terutama karena data minggu ini menunjukkan inflasi AS tetap tinggi," kata analisis mata uang sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Ahad (15/12/2024).