REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Sebanyak 166 mayat ditemukan di kuburan massal di negara bagian Veracruz, Meksiko, kata kejaksaan setempat pada Kamis (6/9). Veracruz terkenal karena tingginya tingkat kejahatan dan menjadi jalur penting gerombolan narkotika, yang ingin memindahkan barang terlarang mereka ke perbatasan Amerika Serikat.
Jaksa agung Veracruz, Jorge Winckler, mengatakan menemukan mayat tersebut di 32 kuburan di kawasan tengah negara bagian tersebut. Kejaksaan mengaku memperoleh petunjuk dari sumber pada 8 Agustus.
"Setelah 30 hari bekerja, jenazah dari sedikitnya 166 orang ditemukan. Itu jumlah minimal berdasarkan atas pengenalan terhadap kerangka tengkorak di 32 tempat berbeda," kata Winckler dalam jumpa pers.
Tingkat kejahatan di Veracruz naik tajam saat negara bagian itu dipimpin Javier Duarte hingga 2016. Pada saat ini, Duarte mendekam dalam penjara untuk menunggu pengadilan atas dugaan keterlibatan dengan kejahatan tergalang. Dia juga diduga menggelapkan jutaan dolar AS saat berkuasa.
Sementara itu, Winckler tidak mengungkapkan secara rinci tempat penemuan kuburan massal itu untuk melindungi keselamatan petugas yang masih bekerja di sana.
"Selain mayat manusia, kami juga menemukan lebih dari 200 pakaian, 114 barang, yang bisa digunakan untuk mengenali jenazah, dan juga pernik lain," kata dia.
Ulasan terhadap mayat itu mengisyaratkan korban tewas sejak dua tahun lalu. Winckler meminta warga yang keluarganya hilang segera melapor agar dilakukan uji DNA sehingga bisa diketahui identitas pada korban.
Pada Maret 2017, kejaksaan juga menemukan lebih dari 250 tengkorak di sejumlah kuburan massal Veracruz. Pada tahun lalu, jumlah pembunuhan di Meksiko mencapai lebih dari 30 ribu kasus atau yang tertinggi sejak 1997. Beberapa pihak menyebut gerombolan kecil narkotika yang terpecah akibat perang dengan pasukan pemerintah semakin ganas dalam persaingan memperebutkan pasar.