Selasa 11 Sep 2018 19:57 WIB

Golkar: Tak Ada Rivalitas Antara Ma'ruf Amin dan Mahfud MD

Politikus Golkar menilai keduanya adalah sosok yang mengabdikan diri untuk bangsa.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Bayu Hermawan
Ace Hasan Syadzily.
Foto: Humas DPR RI
Ace Hasan Syadzily.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, pelukan akrab antara bakal calon wakil presiden (cawapres) KH Ma'ruf Amin dan Mahfud MD, mengisyaratkan hubungan persahabatan antara keduanya. Menurutnya, keduanya merupakan tokoh bangsa Indonesia yang tak memiliki persoalan pribadi dan tak boleh dipertentangkan.

"Tidak ada persaingan di antara Pak Kiai Ma’ruf dan Pak Mahfud MD. Tidak ada rivatilas di antara kedua-duanya," kata Ace kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).

Ace menilai, jauh sebelum agenda Pemilihan Presiden 2019 menggema, Kiai Ma’ruf dan Ma’ruf Amin telah mengenal baik satu sama lain. Mereka sama-sama sosok yang mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Kedua tokoh itu pun sama sekali tidak menjadikan jabatan sebagai instrumen untuk kepentingan pribadi. Namun memang, Ace melanjutkan seluruhnya diberikan untuk kemaslahatan bersama.

Disaat Presiden Joko Widodo mengumumkan KH Ma’ruf Amin sebagai orang yang dipilih sebagai cawapres, Ace meyakini antara kedua tokoh itu tentu saling menerima. Disatu sisi, Ace yakin Mahfud MD yang sebelumnya mengaku telah diberitahu pihak Istana bahwa dia yang dipilih juga tak menaruh dendam kepada siapa pun.

"Ini saatnya untuk memenangkan Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf dalam Pilpres 2019," ujarnya.

Pelukan antara Ma’ruf Amin dan Mahfud MD terjadi ketika Kiai Ma’ruf akan meninggalkan lokasi resepsi pernikahan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di Jakarta Convention Center, Senayan, Senin (11/9) malam. Sedangkan Mahfud baru saja tiba dilokasi Keduanya pun berpapasan dan saling berpelukan. Seketika suasana sekitar ramai oleh orang-orang yang melihat kejadian tersebut.

Publik sempat ikut tegang ketika keputusan Presiden Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Padahal, nama Mahfud MD demikian santer beredar. Menjelang deklarasi, Mahfud juga telah bersiap siaga berada disekitar Restoran Plataran tempat deklarasi capres-cawapre dilakukan. Mahfud juga mengaku, telah diberitahu pihak Istana bahwa dirinya merupakan nama terakhir yang disebut Jokowi untuk menjadi cawapres.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Abdul Kadir Karding mengatakan, pelukan kedua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu sangat mendapat perhatian dari masyarakat. Persepsi masyarakat NU kian positif bahwa tidak ada masalah yang berarti diantara Ma’ruf Amin dan Mahfud MD.

"Pelukan ini maknanya bagus, baik, dan kita syukuri itu," tuturnya. Karding melanjutkan, ke depan budaya saling merangkul atau berpelukan antar tokoh-tokoh utama dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 wajib dibudayakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement