REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Panitia penyelenggara Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) 2018 memastikan acara yang akan dihelat di Bali, 8-14 Oktober mendatang tersebut bebas dari vendor asing. Presiden Direktur PT Royalindo Expoduta Ltd Jakarta, Muhammad Reza Abdullah selaku official professional organizer menegaskan vendor-vendor yang dilibatkan seluruhnya meliputi perusahaan lokal dari Bali, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
"Kami pastikan seluruh vendor yang dilibatkan dari Indonesia. Kami tak menggunakan vendor asing atau luar negeri," katanya dijumpai dalam Workshop Percepatan Pengembangan Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) Kementerian Pariwisata di Nusa Dua, Rabu (12/9).
Reza membenarkan masih banyak kegiatan berlevel nasional dan internasional di Indonesia yang menggunakan pemasok atau vendor asing. Hal ini tidak berlaku di ajang IMF-WB Meeting 2018. Vendor-vendor lokal bahkan banyak yang sengaja berinvestasi dan menggunakannya pertama kali di kegiatan yang akan mendatangkan 15-18 ribu delegasi dari 189 negara dunia tersebut.
"Ini bagus sebab level kegiatan MICE lainnya di Indonesia bisa meningkat ke depan," katanya.
General Manager Marketing and Operation PT Pacto Convex Niagatama Ltd Jakarta, Wiwin Kurniawan menambahkan official professional organizer fokus pada sembilan bidang penyelenggaraan IMF-WB Meeting 2018, mulai dari rapat dan office requirements, keamanan, layanan kesehatan on site, transportasi, komunikasi dan media, branding, liasion officer, host country reception, dan kesekretariatan. Ruang pertemuan akan terpusat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 1 dan 2, Bali International Convention Center (BICC) Westin Resort and Hotel, Nusa Dua Beach Hotel, Gran Whiz, dan The Laguna Nusa Dua.
"Kami sudah menunjuk 21 official hotel, di Nusa Dua, Benoa, Jimbaran," katanya.
Pihaknya melibatkan sekitar 1.500 relawan dan tenaga lapangan yang bertugas sejak 5 Oktober hingga 14 Oktober 2018. Mereka terdiri dari 450 liasion officer yang melekat dari masing-masing pimpinan delegasi, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian Luar Negeri Indonesia, dan umum. Ada juga 800 tenaga lapangan dan 200 relawan yang digaet dari sekolah-sekolah tinggi pariwisata, khususnya di Bali.