REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menyebut bahwa kepolisian tetap memperhatikan daerah rawan menuju Pemilihan Umum 2019. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Papua.
"Papua masih menjadi atensi kita," ujar Tito usai menghadiri Rapat Koordinasi Pengaman Pemilihan Umum 2019 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Kamis (13/9).
Meski ada daerah rawan, Tito memastikan persiapan pemilu telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dilakukan dengan adanya persiapan dan koordinasi beserta seluruh pemangku kebijakan terkait.
Dalam hal ini, Polri melakukan analisis yang dikoordinasikan dengan seluruh pemangku kebijakan lainnya. Pada Pemilu 2019 Pilpres dilakukan sekaligus Pileg DPD, DPR, DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II. Oleh karena itu, Polri berupaya menyamakan persepsi di semua jajaran baik Polri dan TNI yang menjadi partner Polri.
"Bagaimana membuat rencana operasi bersama, melakukan sinergi setiap kewilayahan polda kodam, korem membuat rencana bersama, simulasi-simulasi kemudian," ujar Tito.
Tito menambahkan, dalam Pemilu pasti akan terjadi polarisasi di masyarakat. Polarisasi itu diyakini akan semakin memanas. Untuk itu, Tito meminta jajarannya untuk merangkul tokoh masyarakat, agama, maupun pemuda untuk mendinginkan suasana.
"Ibarat mesin mobil dia harus panas tapi tidak boleh terjadi overhead terlalu panas," kata Tito.
Sebelumnya, pada Pilkada 2018 lalu, Papua juga menjadi daerah yang dinilai rawan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Kalimantan Barat dan Papua merupakan daerah rawan konflik Pilkada 2018. "Informasi (daerah rawan pilkada) yang sementara masuk ke kita itu Kalbar dan Papua. Partai pendukung pemerintah dan partai oposisi yang ada di sana head to head," ujar Tito di Kemendagri, Jakarta, Senin (15/1).