REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (14/9) pagi, bergerak melemah sebesar delapan poin. Rupiah melemah menjadi Rp 14.800 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.792 per dolar AS.
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan meningkatkan suku bunganya pada September ini sehingga menahan pergerakan rupiah. "Sentimen itu masih membebani pasar negara berkembang, sehingga rupiah masih rentan melemah," katanya di Jakarta, Jumat (14/9).
Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas karena optimisme pelaku pasar terhadap membaiknya hubungan Amerika Serikat dan Cina setelah ada pengajuan negosiasi dagang baru oleh AS. "Wacana ini secara umum adalah langkah positif karena kedua belah pihak bersedia untuk mengurangi ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia," katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soellistianingsih di Jakarta, mengatakan mata uang kuat di kawasan Asia kompak melemah terhadap dolar AS pagi ini sehingga menjadi sentimen negatif bagi rupiah. "Kendati demikian, Bank Indonesia masih akan berjaga-jaga di pasar menjaga rupiah. Kalaupun melemah kemungkinan bergerak di kisaran sempit," katanya.