Ahad 16 Sep 2018 13:51 WIB

KPU: Jumlah DPT Berkurang Setelah Pencermatan

KPU menggelar rapat pleno untuk membahas rekapitulasi daftar pemilih tetap, Ahad ini.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Reiny Dwinanda
Anggota KPU, Viryan  dalam acara rapat pleno terbuka  Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap untuk pemilu 2019 di  Kantor KPU, Jakarta, Rabu (9/5).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Anggota KPU, Viryan dalam acara rapat pleno terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap untuk pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui jumlah daftar pemilih tetap (DPT) berkurang setelah dilakukan pencermatan dan perbaikan. Pencermatan bersama DPT tersebut telah dimulai sehari setelah rapat pleno rekapitulasi DPT Nasional dilakukan pada Rabu (5/9) lalu.

Komisioner KPU Viryan Aziz menjelaskan pencermatan bersama digulirkan menyusul adanya masukan dari parpol dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) atas dugaan data ganda. "Jumlah (DPT sekarang) kalau kami perhatikan mengalami pengurangan," ujar Viryan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (16/9).

Viryan menjelaskan rapat pleno terbuka rekapitulasi DPT hasil Perbaikan (DPTHP) Pemilu 2018 digelar pada Ahad (16/9) sebagai tindak lanjut dari kesepakatan yang dibuat pada rapat pleno rekapitulasi DPT nasional pada Rabu (5/9) lalu. Sejak pleno pertama itu, KPU sudah empat kali bertemu dengan partai politik dan Bawaslu di tingkat pusat, yakni  pada 6 September, 10 September, 12 September, dan 14 September.

Pertemuan-pertemuan itu dilakukan untuk menginformasikan perubahan dari dugaan DPT ganda. "Pertemuan tersebut untuk koordinasi pergerakan dan perubahan dugaan yang disampaikan. Dalam 10 hari tersebut kita intens bertemu," tutur dia.

Satu hari setelah rapat pleno pertama dilakukan, data-data ganda yang disampaikan Bawaslu dan partai politik langsung KPU serahkan ke KPU Provinsi. Itu dilakukan untuk melakukan pencermatan bersama mengenai data tersebut.

Dari hasil pencermatan tersebut, menurut Viryan, jumlahnya sudah berkurang sangat besar. Pada pertemuan terakhir (14/9), para pihak telah mendapatkan angka bersama terkait dugaan ganda sesuai data DPT.

"Kemudian di bawah secara berjenjang KPU dan Bawaslu di tingkat kabupaten/kota bertemu," jelasnya.

Di tempat terpisah, Ketua KPU Bangkalan Fauzan Djakfar menyatakan 300 orang yang telah meninggal dunia di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, sudah dicoret dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019. Temuan adanya ratusan orang meninggal dunia masuk DPT itu berasal dari laporan Bawaslu Bangkalan serta hasil pencermatan yang dilakukan KPU setempat.

"Total jumlah DPT invalid di Kabupaten Bangkalan sesuai hasil perbaikan data pemilih sebanyak 1.466 orang," kata Fauzan di Bangkalan, Ahad (16/9).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement